JAKARTA (voa-islam.com)- Untuk umat Islam cobalah untuk lebih terbuka saat melihat kenyataan bahwa sangat banyak tokoh yang mumpuni dari orang Islam sendiri. Karena itu jangan pernah meragukan, apalagi berani mengatakan bahwa pemimpin selain Islam lebih baik. Berikut kelanjutan "himbauan" Yusril Ihza Mahendra beberapa waktu lalu yang didapat voa-islam.com.
"....Karena jangankan tahun 1962, tahun 2016 ini pun Vatikan sebagai institusi tidak bisa mengakui kemerdekaan negara lain karena statusnya di PBB bukan negara. Dan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia itu adalah Mesir. Demikian dijelaskan oleh Yusril.
Lalu Yusril menyatakan:
"Saya sebenarnya tidak ingin jadi Gubernur. Jadi ketua MK pun saya sampai 4 kali ditawari, tapi saya tolak, begitupun tawaran menjadi Menteri sudah berkali-kali. Tapi saya melihat kini ada persoalan besar di Jakarta."
"Pak Ahok ini persoalan kecil, tapi dibalik Ahok ini adalah persoalan besar, ada kekuatan asing di belakang Ahok yang berniat merugikan bangsa ini. Dukungan Jokowi kepada Ahok pun bisa kita saksikan bersama-sama, tidak terlihat namun bisa kita rasakan."
"Begitu banyak desakan kepada saya untuk maju di Pilgub DKI. Karena mereka menganggap saya memiliki peluang besar untuk mengalahkan Ahok. Mengenai nama-nama calon Gubernur yang terus dimunculkan oleh media, banyak diantaranya memang sengaja dibesar-besarkan oleh media, karena media ingin Ahok dihadapkan dengan lawan yang lemah."
Yusril menambahkan:
"Maju sebagai Gubernur, saya akan mengorbankan kantor Advokat saya yang karyawannya berjumlah 24 orang, dan saya akan mengorbankan berbagai keuntungan-keuntungan lainnya."
"Secara materi jujur saja menjadi Advokat itu jauh lebih menguntungkan bagi saya daripada menjadi Gubernur. Apabila menjadi Gubernur tentu profesi Advokat itu saya tinggalkan. Namun saya sudah siap dengan segala resikonya, demi kepentingan bangsa yang lebih besar"
"Secara subyektif saya katakan, kita melawan kekuatan yang tidak rasional. kalau saya mengatakan sesuatu di media, pihak mereka tidak bisa membantah apa yang saya katakan, tapi kemudian mereka memaki-maki dan menghujat saya habis-habisan. Jadi ini seperti 'kill the messenger'. Jadi yang mau mereka habisi adalah orangnya, walaupun pendapatnya tak mampu mereka bantah"
"Kata-kata hujatan dan firnah seperti 'yusril penipu, Yusril ijazah hasil beli", dan sebagainya sudah biasa mereka lontarkan kepada saya. Padahal ucapan saya sendiri tidak bisa mereka bantah, namun mereka terus melontarkan kata-kata caci maki dan hujatan. Jadi kita saat ini benar-benar menghadapi taktik propaganda politik yang luar biasa, terutama di media sosial".
"Pertarungan yang kita hadapi berat. Tugas alim ulama sekarang tugasnya bukan untuk memperbanyak calon, tapi mempersedikitkan calon. Saya sudah bertemu dengan Sandiaga Uno, Haji Lulung, Ahmad Dhani dan lain-lain sejak Februari lalu. Dan kita sudah sepakat siapa diantara kita yang paling tinggi hasil surveynya, itu yang akan maju, itulah kesepakatan kami."
"Kini banyak nama calon-calon Gubernur baru dimunculkan, dan kemudian dibawa-bawa ke Luar Batang, apa tujuannya? Kenapa tidak ada yang membawa para calon Gubernur ke Glodok? Jelas karena mereka ingin memanfaatkan warga Luar Batang, sedangkan saya sedari awal membela warga yang terdzallimi, tidak saja warga Luar Batang, namun juga warga Bidara Cina dan lain-lain, semua saya lakukan semata-mata karena untuk membela rakyat"
Berkaitan dengan komunikasi dengan Parpol, Yusril mengatakan: "Tidak mudah menghadapi Parpol. Jangankan Parpol Nasionalis, Parpol Islampun susah, namun komunikasi politik tetap kita lakukan demi mencari kesamaan pandangan"
Saat menjawab pertanyaan dari salah satu penanya soal pemberitaan media yang condong berpihak kepada Ahok, Yusril menyatakan:
"Soal media, memang berita tentang Ahok di media semacam Kompas dan Detik dot com dan lain-lain jauh lebih banyak daripada tentang saya. Tapi kita tidak perlu berkecil hati dengan keberpihakan media."
"Kita jalan terus saja. Maka itu Media Sosial harus kita gunakan. GMJ harus melakukan desakan kepada Parpol untuk memajukan cagub yg terpilih. Mari ormas-ormas Islam termasuk MPJ dan GMJ melakukan komunikasi ke pimpinan Parpol-Parpol Islam."
"Sebetulnya banyak Parpol tidak mau mendukung Ahok. Seperti misalnya PPP. PPP sudah minta maaf kepada Jokowi, karena mereka tidak mau mendukung Ahok. PPP menyatakan apabila mereka mendukung Ahok, nama PPP akan hancur di Jakarta karena Jakarta merupakan basis PPP"
Demikian ucapan penutup dari Yusril, yang kemudian disambut dengan kepalan tangan dan pekikan takbir yang bersahut-sahutan dari ratusan jama'ah Masjid Baiturrahman yang semua nampak sudah begitu bersemangat untuk mendukung Yusril menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022." (Robi/voa-islam.com)