JAKARTA (voa-islam.com)--Menyoal isu toleransi di Indonesia, umat Islam melulu dilabeli sebagai umat intoleran. Terlebih baru-baru ini, terjadi pembakaran sejumlah Vihara di Tanjungbalai, Sumatera Utara oleh sebagian oknum umat Islam.
Pembakaran Vihara dipicu oleh seorang warga etnis China yang mengamuk karena merasa terganggu oleh suara adzan di sebuah masjid. Aksi pembakaran ini membuat umat Islam dilabeli sebagai kelompok intoleran.
Berbeda dengan Irjen Pol (purn) Anton Tabah, anggota Komisi Hukum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang justru mengatakan bahwa umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia sebagai umat yang besar rasa tolerannya.
Salah satu contoh tolerannya umat Islam, kata Anton, adalah banyaknya umat minoritas yang menduduki jabatan strategis di negeri ini, seperti jenderal dan lainnya.
“Di Indonesia banyak non-muslim yang menjabat jenderal, ada berapa?” ujar Anton saat mengisi acara di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jum’at (5/8/2016).
Menurut Anton, hal yang sama tidak akan ditemui di negeri-negeri minoritas muslim, seperti di Barat.
“Di Inggris, mana ada jenderal itu muslim,” tegas dia.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]