JAKARTA (voa-islam.com)- DKI Jakarta yang saat ini dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diduga lebih mementingkan pengembang daripada warganya sendiri. Sebut saja soal reklamasi dan penggusuran yang kerap dilakukannya kepada warga kelas bawah.
“Kalau pada zaman Soeharto cara-cara kumpulkan Taipan itu justru bagus. Misalkan saja terbentuknya Yayasan 11 Maret. Akan tetapi memang sebagian lagi masuk ke Golkar. Dan cara ini juga dilakukan oleh DKI, yakni misalkan saja untuk membangun Rusunawa melalui penggusuran,” kata Rizal Ramli, kemarin (25/08/2016), di Jakarta.
Bahkan menurutnya setidaknya ada 300-an lebih titik yang akan digusur oleh DKI. Dengan menggunakan cara-cara memanfaatkan tentara dan polisi, Ahok meras yakin penggusuran itu pun akan berjalan mulus.
“Kalau saya baca malah ada 350 titik yang akan digusur. Dan yang bersangkutan merasa percaya diri karena dapat menggunakan tentara dan polisi. Inilah cara neofasis yang sedang dijalankan,” ujarnya.
Mantan Menkomaritim ini mengajak warga DKI jangan hanya diam melihat kesewenangan ini. Untuk di kemudian hari, ia berharap warga cerdas di dalam memilih pemimpin.
Ia, lanjutnya, soal penggusuran itu padahal telah diperintahkan Jokowi untuk tidak dilakukan. Akan tetapi justru Ahok langgar dengan tanpa mengindahkan seruan dari Presiden tersebut.
“Sang Gubernur itu bosnya siapa? Presiden atau pengembang? Dan kalau soal beradab atau tidaknya, sayab rasa kita semua sudah tahu. Kata-kata kebun binatang saja sampai digunakan,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)