JAKARTA (voa-islam.com)- Apa yang tengah terjadi beberapa puluh tahun silam pada masyarakat Indonesia dahulu, kini dirasakan pengamat terjadi kembali. Bahkan kejadian hari era ini lebih keji daripada era kolonial Belanda dan lainnya yang pernah menjajah masyarakat Indonesia pada saat itu.
Saat itu, ada tiga hal yang dilawan oleh Indonesia atas kolonial. Pertama, sistem pajak yang menghisap rakyat. Kedua, kekayaan alam yang diangkut ke luar, tanah dikuasai investor. Ketiga, rakyat diperah dengan upah tidak layak/murah, kontrak kerja.
"Sekarang, apa yang dilakukan oleh Jokowi melebihi dari kelakuan kolonial. Rakyat dipaksa bayar utang pemerintah untuk menggaji para marsoses pemungut pajak. Penjaga aset Taipan. Dan birokrat yang korup," kata Salamuddin Daeng, melalui rilis beberapa waktu lalu.
Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia pun saat ini nampak diberi dengan leluasa kepada para Asing dan Taipan. Sehingga untuk rakyatnya sendiri pemerintah sulit memberikan kenikmatan SDA itu.
“Tanah, air, dan udara kita pun diserahkan kepada Taipan, hingga rakyat tidak ada ruang hidup.”
Daeng, yang juga seorang peneliti dari Universitas Bung Karno menghimbau agar masyarakat sadar dengan perlakuan pemerintah serta menyerukan untuk memprotesnya. “Jadi, sebenarnya sekarang rakyat itu harus melawan Jokowi sebagaimana Datuk Maringgih yang melawan Belanda dan para marsosenya.” (Robi/voa-islam.com)