JAKARTA (voa-islam.com)- Paska pertemuan dalam sidang ASEAN Inter-Parlimentary Assembly (AIPA) di Myanmar, perwakilan Indonesia yang juga Wakil Ketua DPR RI menyampaikan beberapa maklumat. Setidaknya ada tujuh butir pesan/maklumat itu, di antaranya memberikan saran agar militer Myanmar tidak harus duduk di parlemen.
"Mendukung demokratisasi Myanmar. Bertukar informasi tentang proses menuju lebih demokratis, mengeluarkan militer dari parlemen," demikian siaran persnya, yang didapat voa-islam.com.
Fahri juga menyampaikan pesan atas nama Indonesia agar Myanmar mampu menjalankan kemajukan antar etnis. Hal ini juga terbilang penting karena persoalan etnis dan agama secara tidak langsung akan menyentuh Indonesia.
"Mengangkat kemajemukan Myanmar sebagaimana Indonesia dengan berbagai etnis dan agama. Menekankan pentingnya kesetaraan antar etnis dan agama. Dan bahwa konflik etnis yg terjadi juga telah berdampak pada Indonesia."
Poin berikutnya adalah Indonesia dinyatakan oleh Fahri akan selalu siapa membantu para imigran atau pengungsi yang terjadi di Myanmar. "Siap memberi dukungan dalam penanganan pengungsi."
Indonesia juga secara sukarela mengundang negara Myanmar untuk memperoleh ilmu pada parlemen Indonesia. Pun Fahri menyampaikan pula salam dari Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
"Mengundang Myanmar untuk Sekolah Parlemen di Indonesia. Saya juga menyampaikan salam pribadi dari Wakil Presiden RI Bapak Jusuf Kalla."
Dalam pertemuan pada Sabtu (1/10) malam, saya melakukan pembicaraan bilateral dengan Ketua DPD Myanmar sekaligus Ketua MPR dan Presiden AIPA Mahn Winn Khaing Thann. (Robi/voa-islam.com)