JAKARTA (voa-islam.com)- Perubahan untuk DKI Jakarta dari pemimpin yang gemar memaki dan gemar dengan ucapan kotor nampaknya mulai terlihat. Salah satunya datang dari tokoh budaya yang kenal dengan peci hitam selalu melekat. Adalah Ridwan Saidi, seorang tokoh Betawi yang terang-terangan tidak mendukung Basuki Thajaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
“Yang paling penting itu kita memberikan penerangan yang jujur kepada rakyat, bahwa kita tidak menghendaki hiruk pikuk atau ucapan kotor dari Balaikota. Tidak bisa dibayangkan jika dihina, dimaki-maki atau disebut maling,” sampainya, kemarin, Senin (03/10/2016), di Jakarta.
Ridwan menyebutkan hal itu, dan malah justru bisa dikatakan marah saat Ahok pernah memaki-maki, menghina, dan menuduh wanita maling. Dari situ ia bertekad untuk tidak memilih Ahok karena dinilainya jauh menghargai wanita.
Adapun soal program yang kerap diisukan menjadi senjata bagi pasangan Cagub, Babeh, demikian ia disapa tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, program itu dapat menyusul.
“Program itu bisa dibuat nanti. Yang penting itu kita memilih pemimpin teladan. Dan ada niat untuk PDIP yang ingin ‘membenahi’ Ahok menurut saya tidak akan bisa. Barang itu sudah rusak. Jadi, ya percuma,” tambahnya.
Babeh menyarankan warga DKI memilih dua pasangan selain Ahok jika tidak ingin menghadapi caci maki dan hinaan. “Terserah mau pilih yang mana. Kan ada dua pasangan lainnya,” sambungnya.
Hal yang penting menurutnya itu adalah bagaimana di setiap kepala warga dapat memilih orang-orang baik untuk memimpin. Bukan memilih orang yang tidak mempunyai selera humor dan kaku.
“Tanamkan pada diri kita untuk memilih pemimpin yang baik-baik. Masak sih kita mau memilih calon Gubernur yang tidak bisa tertawa? Yang penting juga bahwa komunikasi itu harus diperbaiki agar terhormat,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)