JAKARTA (voa-islam.com)- Apa yang dikerjakan atau dilakukan oleh petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di DKI selama ini dilihat oleh pengamat komunikasi politik bukan saja untuk warganya saja, melainkan ada yang lain. Yang dimaksud oleh pengamat komunikasi ini bisa saja Ahok menyampaikan bahasa atau perilakunya itu untuk menunjukkan loyalitasnya kepada para kelompoknya.
“Apa yang dikatakan oleh Ahok, sebetulnya bukan untuk warga Jakarta saja. Akan tetapi ada pesan lain untuk para kelompoknya. Misal: ‘Ini, saya loyal melakukan penggusuran’,” kata Hendri Satrio, Senin (03/10/2016), di Menteng, Jakarta.
Namun ia menyayangkan jika benar sikap dan perilaku Ahok demikian. Pasalnya, apapun segala tindak tanduk Ahok justru nampak dibenarkan oleh negara. Sebagai contohnya saat banyak yang menolak reklamasi, dan pada waktu itu menteri Rizal Ramli menangguhkannya tetapi di antara satu dengan lainnya pembantu Presiden justru ada yang mem-back up-nya.
“Saat itu Rizal Ramli menangguhkan reklamasi. Akan tetapi disayangkan justru negara memperbaikinya. Padahal pernah ada di dalam tokoh yang mengaku paham dengan keadaan reklamasi tersebut dengan mengatakan bahwa bukan lagi ditangguhkan. Namun akhirnya Menteri Luhut Binsar Panjaitan justru memutuskan,” tambahnya.
Saat keputusan Luhut itu, jika diamati ada yang janggal. Misalkan saja saat menghentikan reklamasi hadir beberapa menteri yang terkait, namun saat ingin melanjutkan dan memutuskan reklamasi justru hanya hadir Luhut dan Ahok.
“Ya, terserah sih ingin menafsirkan apa dari itu. Itu sih sebetulnya banyak yang disiratkan. Itu nampak ada kepentingan-kepentingannya,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)