View Full Version
Senin, 10 Oct 2016

Isu SARA, Kenyataan yang Mesti Dihadapi dengan Bijak, Bukan dengan Kebiadaban

JAKARTA (voa-islam.com)- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir menghimbau agar Pilkada dilaksanakan tidak hanya dengan demokratis tetapi juga harus dengan adab yang baik. Pilkada menurutnya harus mampu pula dijadikan sebagai kepentingan bangsa dan negara, bukan hanya sekedar kepentingan kelompok.

“Moralitas Pilkada di manapun harus demokratis, berkeadaban, mementingkan kepentingan bangsa bukan untuk golongan pribadi dan atau partai," kata Haedar saat ditemui di kantornya Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak terlalu larut dalam politisasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang biasa digembar-gemborkan saat pesta demokrasi berlangsung ketika penyelenggaraan pilkada.

Isu SARA yang kerap muncul saat pemilihan umum menurutnya Haedar harus disikapi dengan bijak. Jangan hanya karena isu SARA, sikap bijak tidak dapat membedakan mana ranah politik dan bukan.

"Isu SARA bisa terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, tapi harus dibedakan antara dimensi politik dan dimensi nonpolitik," tegasnya, seperti yang dikutip Antara.

Dia mengatakan politisasi SARA tidak dibenarkan. Kendati begitu, adanya kenyataan persoalan SARA dalam dimensi kultural terjadi di tengah masyarakat.

Terkadang, kata dia, ditemui kasus-kasus adanya dominasi mayoritas atau tirani minoritas. Dengan kata lain, terdapat problem SARA bahwa ada pihak yang mayoritas menekan minoritas atau golongan minoritas yang menguasai mayoritas. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version