JAKARTA (voa-islam.com)- Indonesia dengan penduduk Islam terbesar dinilai menjadi salah satu penentu dalam menciptakan pemimpin. Setidaknya begitulah gambaran umumnya. Akan tetapi, banyak orang atau oknum yang menyalahgunakan ke-mayoritasan Islam dengan cara-cara tidak semestinya. Yang lucu, bukan mayoritas tetapi menggunakan isu agama sebagai "perlawanan" terhadap mayoritas, sebut saja seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang belakangan ini banyak dikecam, dan didorong untuk dijadikan tersangka.
Hal itu pula yang disinggung oleh Tim Pemenangan Anies-Uno, Syarief. Ia mengatakan sebetulnya harus dilihat siapa yang awalnya menyebabkan aroma agama dibawa-bawa ke ranah Pilkada. Sebab, jika hal itu dibiarkan maka ke depan justru membahayakan bagi kemajemukan masyarakat Indonesia yang dikenal toleran.
“Karena jika masuk ke ranah politik akan menjadi pemicu konflik. Kalau bisa dilihat mengapa hal itu terjadi bukan hanya sebatas pemikiran saja, melainkan siapa yang pertama kali menjadi pemicu terlebih dahulu membawa-bawa agama,” katanya, beberapa waktu lalu di Cikini, Jakarta.
Bahkan ia melihat jika pun akhirnya ada yang dilaporkan ke polisi akibat dituding mengutip atau memotong video pelecehan Ahok terhadap ayat al-Qur’an tersebut sebagai bentuk “pembelaan”, maka ia mempersilahkannya. Akan tetapi ia mengingatkan ke tim Ahok untuk berbesar diri bahwa jangan sampai berlebihan dalam mengamati umat Islam dalam melakukan kegiatan, khususnya kegiatan keagamaannya.
“Tetapi, ya harus adil pula kepada masyarakat. Misalkan banyak guru ngaji yang mengajarkan agama tidak boleh memilih calon pemimpin X atau lainnya, ya itu hak. Boleh-boleh saja. Malah saya menganjurkan. Kalaupun ditekan nanti dapat berakibat ledakan. Karena kan makin ditekan. Diintiplah oleh Polri. Ya, akan meledak. Slow aja,” jelasnya. (Robi/voa-islam.com)