JAKARTA (voa-islam.com)- Aksi besar umat Islam esok atau beberapa waktu lalu bisa jadi hal yang tidak dapat ditandingi. Pasalnya, dengan massa yang begitu besar, umat Islam mampu melakukan aksi secara damai dan tertib.
"Memobilisasi massa agar mau berkumpul dengan jumlah besar adalah hal tersulit dalam politik. Siapa yang bisa lakukan itu dengan damai, hormati," demikian kata Andi Arief, aktivis senior dan juga seorang mantan Staff Khusus Presiden SBY.
Bila ada yang tidak menyukai akan adanya aksi umat Islam atas penistaan Basuki Thajaja Purnama alias Ahok, menurut Andi itu adalah bagian ari orang-orang pendeki. Mereka berbuat demikian karena iri terhadap ketenangan umat Islam dalam aksi.
"Banyak yang khawatir atau lebih tepatnya iri dan dengki terhadap apa yang telah ditunjukkan oleh aksi damai ormas islam dan rakyat 14 Sept."
Padahal, ia melanjutkan, banyak orang yang sebetulnya tidak belajar sejarah. Dalam sejarah, mana pernah gerakan massa Islam besar terutama di Jakarta menghasilkan kerusuhan.
"Apalagi nuansa SARA. Kerusuhan rasial Mei 1998 dilakuan oleh gerakan rakyat miskin kota yang tak terkontrol kegelisahannya, sebagian orang menuduh itu provokasi."
Hal itu kini nampaknya terjadi. Sehingga orang yang dinilai pintar sekaligus paham akan merasa dianggap bodoh karena ia menilai dengan adanya massa besar kan terjadi kerusuhan.
"Banyak yang jadi bego dan parno kalau terjadi kumpulan massa besar orang lakukan protes. Apalagi kalau umur makin tua." (Robi/voa-islam.com)