View Full Version
Senin, 14 Nov 2016

Jokowi Paranoid dan Ciut terhadap Aksi Bela Islam, Benny: Takut Kehilangan Kekuasaan

JAKARTA (voa-islam.com)- Joko Widodo dinilai terlalu paranoid melihat jutaan massa aksi beberapa waktu lalu yang dilakukan oleh umat Islam. Dari sikap Jokowi tersebut, menurut salah satu kader partai, sikap itu merupakan sikap takut akan kehilangan jabatan.

Padahal, menurutnya Jokowi sendirilah yang menciptakan bayangan takut itu. Di antaranya Jokowi menurutnya takut diturunkan di tengah jalan di dalam memimpin Indonesia.

“Siapa yang tidak ciut dengan aksi damai Bela Islam 411? Penguasa yang paranoid itu menandakan takut kehilangan kekuasaan. Dia sendirilah yang menciptakan bayang-bayang ketakutan. Yang seolah-olah dia akan diturunkan di tengah jalan,” kata Benny K. Harman, Ahad (13/11/2016), di Jakarta.

Sebut saja Jokowi parno lalu tiba-tiba saja melakukan kunjungan ke beberapa instansi  atau ormas keagaman Islam. “Kalau bukan gelisah, kenapa lakukan kunjungan ke TNI dan Polri, juga ormas Islam? Seharusnya Jokowi tidak perlu takut akan hal itu. Karena di DPR kan hanya ada dua partai yang oposisi,” sambungnya.

Misalkan saja Jokowi ke Mako Brimob, Depok, dan mengatakan bahwa ia melakukan kunjungan itu untuk mengantispasi hal-hal yang tidak diinginkan bagi jutaan umat Islam atas penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.

“Indonesia itu tidak ada masalah dengan keberagaman. Jika pun ada masalah, itu hanya soal hukum saja. Makanya harus tegakkan hukum,” tambahnya.

Jokowi pun yang juga mengunjungi markas TNI/Kopasus dinilai oleh Benny menandakan kegelisahan lainnya. Juga ini menandakan bahwa TNI/Polri dapat diperintahkan apa saja. Padahal di dalam aturannya, TNI/Polri itu bukanlah alat kekuasaan, tetapi alat negara.

“Bukan pula alat politik. juga agar tidak melakukan semena-mena melakukan apa saja yang dikehendaki Presiden. Itu tidak bisa. Pola ini pernah digunakan hanya pada masa demokrasi terpimpin. Oleh sebab itu, perintah Jokowi harus ada landasannya,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version