View Full Version
Kamis, 17 Nov 2016

Jika Terjadi, Gerakan Rush Money Dinilai Akan Melumpuhkan Ekonomi Nasional

JAKARTA (voa-islam.com)--Sempat beredar di media sosial seruan gerakan rush money pada 25 November mendatang. Seruan gerakan ini adalah bentuk perlawanan demi terwujudnya penegakan hukum atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Gerakan ini dinilai oleh banyak kalangan dapat melumpuhkan perekonomian negara.Seperti apa gerakan rush money?

Gerakan rush money yakni menarik uang sebanyak-banyaknya di bank agar kondisi perekonomian Indonesia goyah. Jika dua juta orang menarik uang Rp 5 juta pada hari yang sama, maka total uang yang ditarik mencapai Rp 10 triliun.

Tentunya gerakan ini harus diwaspadai oleh pemerintah.

Analis ekonomi dan politik Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga mengatakan, rush money akan menimbulkan tiga aspek.

Pertama, aspek ekonomi. Menurut Andy, akan timbul kekacauan dalam sistem perbankan. Bank akan kekurangan uang, sehingga menimbulkan gejolak ekonomi.

“Bank Indonesia (BI) akan kewalahan dan tidak mungkin mendistribusikan uang dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan,” ujar Andy seperti dikutip dari pojoksatu.id, Senin (14/11/16).

Kedua, aspek sosial. Rush Money akan menimbulkan keresahan masyarakat. Hal tersebut akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dalam hal ini BI.

“Masyarakat takut tidak bisa menarik uang di bank. Padahal, uang yang ingin ditarik itu uang mereka sendiri. Ini akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah,” imbuh Andy.

Ketiga, aspek politik. Dengan adanya Rush Money, maka politikal leader, terutama partai pendukung pemerintah, bisa saja membuat konsensus untuk menarik dukungan kepada pemerintah yang sah.

“Kasus Soeharto bisa terulang. Kasus kerusuhan Mei membuat masyarakat ketakutan. Saya juga mengalami, antre di bank. Dan bank tidak mampu memberikan uang kepada masyarakat karena begitu banyak yang ingin menarik uang,” imbuh Andy. * [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version