View Full Version
Rabu, 23 Nov 2016

Takut Besar, Islam Acapkali Dijadikan Kambing Hitam oleh Negara

JAKARTA (voa-islam.com)- Kenyataan umat Islam bahwa agamanya sedang dihina itu bukanlah isapan jempol. Tidak pula era ini saja agama Islam diperlakukan demikian, melainkan di era-era lainnya sudah pernah ada. Lantas, siapakah yang menginginkan tidak hidup damai di negara Indonesia? Umat Islam, agama lain, atau orang Asing?

Berikut histori dari aktivis senior yang juga mantan Staff Khusus Presiden SBY, Andi Arief tentang bagaimana dan seperti apa posisi umat Islam di Indonesia.

“Soeharto paling takut munculnya gerakan massa. Pancasila dan persatuan dibuat seakan terancam. Padahal intinya takut rakyat memundurkannya.

Kalau mahasiswa, ormas keagamaan era Gus Dur mobilisai aksi dan istighosah, Soeharto perintahkan pendukungnya rapat akbar setia Pancasila. Maksud lain Soeharto gunakan Pancasila untuk pertahankan kekuasaannya agar persoalan-persoalan riil yang dituntut masyarakat tidak terketuk tular.

Ada ‘Soeharto baru’ gunakan  kebhinekaan hentikan tuntutan rasa keadilan yang muncul dimana-mana, karena yang protes kebanyakan rakyat muslim. Zaman berubah. Tapi pola fikir dan cara memecahkan masalahnya tidak mau berubah.

Kekuasan  yang mendapat perlawanan besar rakyatnya, selesaikan sungguh-sungguh. Sumber masalahnya, bukan buat tandingannya. Itu membelah masyarakat.

Definisi anti kebhinekaan itu salah satunya melarang dan mencaci. Aksi ormas Islam bersama rakyat yang menuntut ditegakkannya keadilan. Anti kebhinekaan itu 32 tahun Islam dan Nasionalis tidak boleh dominan di politik, setelah sebelumnya kelompok kerakyatan diperlakukan sama.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version