JAKARTA (voa-islam.com)- Apa yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya dalam menyebar maklumat pelarangan aksi Super Damai Bela Islam III melalui helikopter dinilai Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Moestaqiem Dahlan sebagai cara-cara penjajah.
"Cara yang dilakukan itu cara-cara zaman penjajah dulu. Ini menandakan dan mengingatkan bagaimana sulitnya cetak dan elektronik. Sekarang udah canggih. Ada internet, TV, media cetak, dan elektronik," katanya, melalui pesan singkat WhatsApp kepada voa-islam.com, Rabu (23/11/2016).
Tidak hanya itu, Dahlan juga menyebut bahwa tindakan Polri merupakan pekerjaan yang sia-sia. Seharusnya, lanjutnya, dalam kondisi seperti ini Polri mampu melakukan pendekatan ke beberapa ulama dan tokoh Islam lainnya.
"Apa yang dilakonkan Polda Metro dengan membagikan selebaran lewat helikopter merupakan pekerjaan sia-sia dan buang-buang energi. Dalam kondisi seperti ini seharusnya Polri melakukan pendekatan secara komprehensif terhadap para ulama, tokoh, dan organisasi lainnya."
Dan apa yang dilakukan oleh Polri pun menurutnya nampaknya mengotori pemandangan Jakarta.
"Kertas yang dibuang malah membuat 'sampah'. Tidak cocok untuk saat ini, dan Ibukota."
Diketahui, Polri kabarnya menyebar maklumat melalui helikopter. Maklumat itu berisi, di antaranya melarang kegiatan masyarakat dari aksi Bela Islam III akan datang.
Tidak hanya itu, di poin D di dalam maklumat itu disebutkan penyampaian pendapat dilarang melakukan kejahatan terhadap keamanan negara berupa makar terhadap Presiden dan atau Wakil Presiden...perbuatan tersebut dapat dihukum mati atau seumur hidup/dipenjara. (Robi/voa-islam.com)