JAKARTA (voa-islam.com)- Pemerintah dinilai menutup mata saat aksi Bela Islam dikatakan berhubungan dengan Pilkada yang ada. Hal ini misalnya saja ditandai adanya parade bhineka yang diadakan beberapa waktu lalu.
“Walaupun terlihat senyum santun dan tegar Namun, mayoritas muslim sekarang sedang dirundung kesedihan. Kebhinekaan juga kepekaan. Menyimpulkan aksi 1410, 411 dan 212 adalah soal pilkada membuat pemerintah tertutup matanya terhadap apa yang sedang di risaukan rakyat,” tulis pengamat politik, Andi Arief, di akun Twitter pribadinya, beberapa waktu lalu.
Menurut Andi, antara negara gagal paham dan negara gagal mungkin saja dapat disematkan untuk era ini karena perbedaan keduanya itu sangatlah tipis.
“Negara gagal paham dan negara gagal bedanya tipis.”
Malah Andi menganggap bahwa parede yang diadakan tersebut hasil dari kotornya pemikiran dan pikiran seorang pemimpin di negara saat ini. Sehingga, seorang atau banyaknya yang bekerja di Pemda dapat dijadikan “korban” mobilisasi dari oknum.
“Pemimpinnya sudah ‘kotor’ pikirannya. Ukuran kotor itu memobilisasi PNS/Birokrasi.’
Beberapa waktu lalu memang diketahui bahwa paska aksi Bela Islam ada saja yang mengadakan acara “tandingan”. Bahkan di dalam acara tersebut banyak menilai bahwa tidak mengena substansi yang disampaikan. (Robi/voa-islam.com)