JAKARTA (voa-islam.com)- Penistaan agama Islam dengan tersangka Ahok dinilai tidak akan dilupakan oleh siapapun. Namun, jika ada yang menyebut atau menista Presiden, maka masa tidak akan pernah lama seperti menistakan agama.
Berikut tulisan Andi Arief, pengamat politik sekaligus mantan Staff Khusus Presiden SBY. Tulisan Andi ini nampak ingin membuka tabir mana yang seharusnya diperhatikan dengan serius, mana yang kurang serius.
Tulisan ini juga serasa menggambarkan bagaimana umat Islam yang sebenarnya ingin menuntut keadilan tetapi oleh pengusa seakan menilainya pelanggaran. Terbukti misalnya saat sebelum aksi Super Bela Islam III, umat Islam di beberapa di daerah dipersulit.
“Menista Presiden hanya berlaku selama Presiden itu berkuasa. Menista Agama berlaku selama agama itu ada.
Kaum (mengaku) revolusioner) bersimpati pada massa bayaran. Ada yang percaya revolusi dengan massa bayaran.
Perlawanan negara terhadap rakyatnya, dikiranya ini revolusi dari atas. Semua gara-gara papa yang mampu menyulap isi kepalanya.
Akal sehat tak lagi bersamanya, Ia tenggelam dalam sesat pikir massal. Tak mampu membedakan maunya rakyat kini dan maunya gerombolan papa.” (Robi/voa-islam.com)