View Full Version
Jum'at, 09 Dec 2016

Dahsyat! Cabai Berbakteri yang Ditanam WN Tiongkok Dapat Merusak Tanaman Palawija Warga

BOGOR (voa-islam.com)--Sejumlah petani asal Tiongkok atau Cina bertani di Bogor Jawa Barat. Parahnya, bibit cabai yang mereka tanam ternyata mengandung bakteri berbahaya karena bisa merusak tanaman palawija warga setempat.

Benih cabai yang dibawa pakar pertanian asal Cina diketahui mengandung bakteri perusak tanaman. Bakteri bernama Erwinia Chrysanthemi ini belum pernah muncul di Indonesia sebelumnya.

Badan Karantina Pertanian Indonesia telah memusnahkan benih dan tanaman cabai berbahaya itu pada Kamis (8/12/2016). Selain benih cabai, bawang daun, serta sawi hijau yang ditanam petani Cina di Kampung Gunung Leutik, Desa Suka Damai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, juga dimusnahkan.

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Dr Antarjo Dikin, menyebut bakteri berbahaya yang ditemukan itu menjadi media pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

Bibit ini membahayakan produksi nasional petani cabai Indonesia. Hal itu dikarenakan positif terdapat Bakteri Erwinia Chrysanthemi.

“Bakteri ini merupakan OPTK Golongan A1. Belum ada di Indonesia dan tidak dapat diberikan perlakuan apapun selain pemusnahan,” ujar Antarjo Dikin, seperti dilansir Radar Bogor, Jumat (9/12/2016).

Dia menjelaskan, sedikitnya ada dua kilogram benih cabai, dan 5.000 batang tanaman cabai, serta satu kilogram benih bawang daun dan sawi hijau yang diangkut dari Bogor ke balai Tangerang. Di sana, semua tanaman yang telah terkontaminasi itu dibakar dengan incinerator.

Bakteri Erwinia Chrysanthemi, menurutnya, dapat menimbulkan kerusakan atau kegagalan produksi hingga mencapai 70 persen. Mengacu pada data BPS, 2014, produksi cabai nasional sebesar 1,075 juta ton dan estimasi harga cabai hari ini Rp 60.000. Sehingga potensi kerugian ekonomi produksi cabai dapat mencapai Rp 45,1 triliun.

“Selain itu bakteri ini juga dapat menyerang dan menular pada tanaman-tanaman lain yang ada di Indonesia termasuk bawang,” jelas Antarjo.

Temuan tim pengawasan dan penindakan Badan Karantina Pertanian itu atas kerjasama dengan Kantor Imigrasi Kelas I Bogor, yang menangkap empat petani asal Tiongkok, 8 November lalu. * [Syaf]

Sumber: Radar Bogor

 


latestnews

View Full Version