JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota Komisi VIII DPR RI, Jalaluddin Rahmat menyatakan, Islam tidak pernah bertentangan dengan keragaman, atau kebhinekaan. Pasalnya, Islam itu sendiri selalu beragam dan memberikan peluang adanya perbedaan.
”Kita bisa lihat di Makkah, di depan Kakbah, begitu beragamnya baik warna kulit, maupun cara ibadah yang dilakukan umat Muslim,” ungkapnya kepada wartawan di Asrama Haji Pondok Gede, kemarin.
Menurut Kang Jalal, sapaan akrabnya, yang tidak beragam itu adalah Islamisme. Yakni, idiologi politik yang dikaitkan atau dinisbatkan kepada Islam. Islamisme ini, ucapnya, tidak pernah setuju dengan Kebhinekaan.
”Islamisme inilah yang ingin ada penasfiran tunggal dalam ajaran Islam. Ini yang bertentangan dengan kebhinekaan,” papar Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) ini.
Lalu bagaimana Islam dan kebhinekaan di Indonesia? Kang Jalal menjawab, Islam di Indonesia dalam kondisi menerima perbedaan dan keragaman dengan sangat baik. Meski ia tak menampik masih ada saja kasus-kasus yang muncul terkait intoleransi yang dilakukan organisasi kemasyarakatan Islam tertentu.
”Saya masih yakin, keberagaman dan Islam di Indonesia tidak akan pernah rusak. Kalau ada kasus-kasus, itu insidentil saja. Saya kira umat Muslim Indonesia paling menghargai kebhinekaan,” tuturnya. * [Syaf]
Sumber: Indopos