BANDUNG (voa-islam.com) - Rezim Syi’ah Suriah di bawah pimpinan Bassar Al-Assad kembali melakukan pembantaian terhadap muslim Aleppo, Suriah. Dalam dua bulan terkahir, lebih dari 300 ribu muslim Sunni Aleppo tewas.
Menyikapi genosida itu, negara-negara Islam membentuk aliansi militer. Sebanyak 34 negara bergabung dalam koalisi tersebut. Sayang, Indonesia menolak bergabung dalam aliansi yang dipimpin Arab Saudi. Bahkan pada saat yang sama, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Sikap pemerintah Republik Indonesia itu mendapat kritik banyak pihak. Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), JJ. Zaenudin mengaku kecewa dengan langkah pemerintah.
“Kita sangat menyayangkan langkah Presiden,” ujar Zaenudin.
...sikap pemerintah yang menolak bergabung dalam aliansi negara-negara Islam akan menimbulkan ketegangan dalam negeri. Terlebih dengan merapat ke Iran sebagai negara Syi’ah yang mendukung penuh pembantaian di Aleppo, sangat melukai rakyat Indonesia
Pemerintah Indonesia, sambung Zaenudin, seharusnya bergabung dalam aliansi yang dipimpin Arab Saudi. Terlebih Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia. Dia khawatir, sikap pemerintah dalam kasus tersebut semakin memperburuk citra Indonesia terutama umat Islam.
“Pemerintah harus mengklarifikasi kebijakan ini dengan jelas,” pintanya seperti dikutip dari Persisalamin.
Masih kata Zaenudin, sikap pemerintah yang menolak bergabung dalam aliansi negara-negara Islam akan menimbulkan ketegangan dalam negeri. Terlebih dengan merapat ke Iran sebagai negara Syi’ah yang mendukung penuh pembantaian di Aleppo, sangat melukai rakyat Indonesia.
“Ini akan semakin memperuncing ketegangan antara umat Islam di Indonesia dengan pemerintah,” katanya.
“Langkah ini sangat merugikan citra pemerintah di mata umat Islam,” imbuhnya. [syahid/voa-islam.com]