View Full Version
Senin, 19 Dec 2016

BNPT Terapkan Dua Strategi Hadapi Radikalisme

 

JAKARTA (voa-islam.com)--Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Irfan Idris mengatakan lembaganya memiliki dua strategi menghadapi radikalisme dan terorisme.

"Pertama kontra-radikalisasi dan deradikalisasi," katanya saat berbicara dalam studium general Munas II Bakomubin, di Hotel Grand Cempaka, Sabtu (17/12/2016).

Kontra-radikalisasi bentuknya adalah gerakan dakwah yang meningkatkan imunitas dan daya tangkal masyarakat terhadap gelombang serta era globalisasi. Sedangkan deradikalisasi.

"Ada tiga kontra yang kita mainkan. Kontra-narasi, kontra-propaganda, dan kontra-ideologi. Ini sangat substantif dan ada benang merahnya," ucapnya.

Dalam rangka kontra-narasi, kata Irfan, BNPT sedang mengaktifkan banyak tokoh agama untuk memenuhi dunia maya dengan tulisan-tulisan mendamaikan dan menghidupkan nilai-nilai Pancasila. Sedangkan, kontra-propaganda, BNPT membangun propaganda-propaganda positif membumikan Islam dan membangun nuansa perdamaian di tengah masyarakat.

"Kemudian, kontra-ideologi, tentu dengan ideologi Pancasila dan 4 Konsepsi bernegara," terangnya.

Strategi kedua, deradikalisasi, menurut Irfan pengertian deradikalisasi secara sederhana adalah pembinaan. Deradikalisasi bersinggungan dengan mantan teroris, mantan narapidana teroris, keluarga, dan jaringan. 

"Mereka sangat koperatif. Sementara, pelaku teror di Samarinda dan Thamrin kemarin ini adalah para napi yang tidak mau dibina," ungkapnya.

Deradikalisasi sendiri, jelas Irfan, dilakukan di dalam dan di luar penjara. Selain itu, adajuga program penegakan hukum atau law enforcement.

Irfan menegaskan program deradikalisasi tidak bisa dilakukan hanya oleh BNPT. Tetapi, harus melibatkan banyak pihak diantaranya para mubaligh dan tokoh agama. Irfan mengaku program nasional deradikalisasi juga didukung oleh Presiden Joko Widodo.

"Saya pernah ditanya departemen apa yang busa dilibatkan? Semua departemen bisa dilibatkan. Hanya saja program deradikalisasi harus sinergi dengan LSM, bukan hanya melibatkan departemen-departemen, nanti tidak jalan. Karena departemen itu sudah padat dengan program masing-masing," tegasnya. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version