View Full Version
Selasa, 31 Jan 2017

Mantan Staf Presiden Ini Takut Dinilai SARA Menulis Sejarah Perkumpulan Islam di Rezim Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com)- Ada salah satu pengamat yang ingin menulis soal keislaman tetapi takut disebut SARA oleh rezim Jokowi. Padahal kisah yang ingin ia tulis ini diakui sebagai sejarah bagaimana nasib bangsa saat itu tidak mendapatkan keadilan semestinya.

"Rasanya mau mentuit panjang soal Syarikat Islam dan perlawanan terhadap semua sendi ketidakadilan yang fenomenal itu, takut dianggap SARA," kata mantan Staf Khusus Presiden SBY, melalui akun Twitter pribadinya, beberapa waktu lalu.

Adalah kisah Syarikat Islam atau yang disingkat SI. SI saat itu mampu membangkitkan ghiroh bagi masyarakat pribumi dan menjadi ancaman bagi pemerintahan Hindia-Belanda.

"Pemerintah Hindia-Belanda menganggap kebangkitan pribumi bernaung dalam Syarikat Islam (SI) juga berbahaya."

Ia pun menganalogikan seperti peristiwa yang belum lama terjadi di Ibuko Jakarta. Saat itu Jakarta dipenuhi oleh jutaan umat Islam. Mereka berkumpul untuk mendorong agar pemerintahan Jokowi melalui aparat berlaku adil kepada penista agama Islam, Ahok.

Namun justru dari aksi besar-besaran dan damai itu, aparat menganggap berbahaya. Sebelumnya ditangkapnya beberapa aktivis karena tuduhan makar. Sesudahnya diduga aparat mengkriminalisasi tokoh/ulama Islam.

"Aksi 212 yang dilakukan dengan tertib, sholat jumat berjemaah, dihadiri Jokowi, panglima TNI dan menteri-menteri dianggap Kapolri berbahaya." (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version