JAKARTA (voa-islam.com)- Kehancuran di sebuah negeri, apalagi negeri itu mayoritas Islam ditandai dengan tidak adanya penghormatan terhadap ulama. Terlebih ulama itu diperlakukan semena-mena oleh orang kafir.
Ulama juga tidak semestinya tidak mendatangi pemimpin. Justru pemimpinlah yang datangi ulama.
"Kiai atau ulama itu pernah ditunjuk-tunjuk oleh Ahok. Ini jelas tanda kehancuran, di mana kiai/ulama mendatangi Ahok.
Seharusnya umaro mendatangi ulama," kata Abdullah Hehamahua, mantan Penasihatt KPK, Jum'at (10/02/2017), di DDII, Jakarta.
Umat Islam dan agamanya menurutnya kini sedang dijauhkan. Misalkan saja ia mencontohkan adanya program keluarga berencana (KB) yang digalakkan oleh pemerintah.
"Keluarga Berencana (KB) itu termasuk deislamisasi. Jika kita mengikuti itu, maka kita akan merasa dia (KB) yang menentukan hidupnya. Padahal ini soal akidah.
Kecuali jika ada hal-hal lain, misal ada gangguan kehamilan yang disebutkan oleh ahli (baca: dokter). Jika normal, ini jelas persoalan akidah," jelasnya tambah.
Ia menjelaskan, program itu bisa dikatakan sukses menakuti umat Islam. Dari segi jumlah atau populasi, umat Islam juga telah jauh berkurang. Ada yang murtad, ada pula karena ikuti program tersebut.
"Dulu, awal-awal kita merdeka, umat Islam itu mencapai 99 persen. Kini hanya tinggal 85 persen.
Apabila hal ini terus berlanjut, maka pada tahun 2050 umat Islam diprediksi hanya tinggal 30 persen. Etnis Cina anaknya banyak. Umat Kristen akan menjadi 50 persen," tutupnya. (Robi/voa-islam.com)