View Full Version
Senin, 27 Feb 2017

Politisi Golkar: Ahok Punya Agenda Deskreditkan Islam

 

 

JAKARTA (voa-islam.com)--Politisi Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memiliki agenda memojokkan Islam dan melemahkan bangsa Indonesia melalui perbuatan penistaan yang berulang kali dilakukannya.

Doli memastikan, penistaan yang dilakukan Ahok tidak akan berhenti dan terus menerus akan dilakukan.

"Itu dapat terjadi disebabkan karena dua hal. Pertama, jauh di awal dan berulang kali juga sudah saya sampaikan bahwa Ahok memang memiliki agenda khusus untuk mendeskreditkan dan melemahkan Islam dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia," kata Doli dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (26/2/2017)

Menurut Doli, Ahok melakukannya secara sistematis mulai dari tulisan di buku, sesi interview, isi pidato, dan ucapan spontannya. Ahok pun tentu tidaklah sendirian. Ke-nekad-annya itu, ujar Doli, muncul pasti karena ada dukungan pula dari kekuatan politik dan ekonomi yang juga tidak suka Islam. 

"Mereka berusaha memaksakan ideologi dan keyakinan tertentu yang tak sesuai dengan mayoritas rakyat Indonesia. Jadi Ahok sesungguhnya sedang menjalankan "misi menghancurkan Islam" yang menurut saya sama saja dengan menjalankan "misi de-Pancasilaisasi" atau "misi de-Indonesianisasi", tegas Ketua Al Washliyah itu.

Doli berpendapat bahwa Ahoklah yang sesungguhnya sedang mengembangkan sikap intoleran, anti Ke-Bhinnekaan dan anti Pancasila. 

Kedua, lanjut Doli, Ahok dengan leluasa dapat melakukan penistaan juga karena mendapat dukungan dari pemerintah Jokowi. Sikap, tindakan, ucapan, dan langkah Ahok yang selama ini dalam konteks hukum formil dan hukum sosial divonis melanggar dan bersalah, namun di era Jokowi yang dilakukan Ahok itu malah dilindungi. 

"Sudah berkali-kali mengulangi kesalahan yang sama, Polisi bergeming tak juga menahannya. Sudah menjadi terdakwa pun Jokowi dengan gagahnya berani melanggar konstitusi dan undang-undang," katanya.

Bahkan, sambung Doli, seperti melecehkan hukum, Jokowi pun berbangga menunjukkan ke publik duduk berdampingan dengan sang terdakwa di "mobil negara"nya. Jadi, tukas Doli, yang sesungguhnya "kebablasan" adalah Jokowi. "Kebablasan (menggunakan) Kekuasaan" atau "Abuse of Power" untuk melindungi Ahok yang berarti mendukung Ahok dan kelompoknya dalam melakukan misi de-Pancasilaisasi dan misi de-Indonesianisasi tadi.

"Kalaupun kita pinjam istilah Jokowi yang menyebut "Demokrasi Kebablasan", Ahok-gate adalah contoh yang paling konkret dalam menunjukkan terjadinya kebablasan dalam berdemokrasi. Demokrasi yang berjalan dengan mengabaikan hukum, tanpa etika, membolak balikkan nilai agama, Pancasila, Ke-Bhinnekaan, punya cita-cita sempit, dan mengancam keutuhan NKRI," tandasnya.* [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version