View Full Version
Selasa, 28 Mar 2017

Yusril: Mustahil Politik dengan Agama Dipisahkan

 

JAKARTA (voa-islam.com)--Pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Politik harus dipisahkan dari agama memicu tanggapan banyak pihak.

Ahli Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra dalam oenjelasan panjangnya menegaskan bahwa agama mustahil dipisahkan dari kehidupan politik.

"Modernisme Islam adalah sebuah ideologi politik yang dirumuskan kaum modern untuk menjadi basis bagi sebuah gerakan politik," kata Yusril dalam keterangannya, Jakarta, Senin (27/3/2017).

Kaum modern, lanjut Yusril, meyakini dan menerima Islam sebagai ajaran yang bersifat universal, berlaku sebagai petunjuk bagi umat manusia sepanjang zaman.

Sebagai ajaran universal, maka dalam penataan kehidupan masyarakat, ajaran Islam memberikan petunjuk-petunjuk yang bersifat umum, tidak detil. 

"Hal itu diyakini sebagai kebijaksanaan Ilahi, agar Islam mampu menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Dalam menghadapkan Islam dengan tantangan zaman itu, kaum modern menggalakkan ijtihad, mendorong tumbuhnya pemikiran baru,"jelasnya.

Tiap zaman akan memiliki tantangan yang berbeda, karena itu, kata Yusril, pemikiran harus tetap terbuka, tidak terkungkung oleh warisan tradisi masa lalu. Karena itu kaum modern bersikap lebih fleksibel untuk melakukan dialog antar pemikiran dengan berbagai peradaban yang berbeda. 

"Kaum modern tegas menolak sekularisme, agama dengan kehidupan sosial dan politik tidak mungkin dipisahkan," cetusnya.

Menurut Yusril, Islam mencakup segalanya. Islam tidak hanya berurusan dengan akhirat, tetapi juga berurusan dengan kehidupan duniawi, yang tak mungkin dipisahkan satu dengan yang lainnya. 

"Perjuangan politik memerdekakan dan memajukan bangsa dipandang kaum modern sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan menegakkan Islam," tutur Ketum Partai Bulan Bintang itu.

Bahkan, sambung Yusril, di zaman penjajahan kaum modern merumuskan ideologi politik yang total bersikap anti penjajahan dengan titik tolak ajaran Islam. Modernisme Islam melihat bahwa masyarakat itu majemuk secara external maupun internal. Kemajemukan harus dihargai dan dihormati. 

"Modernisme Islam menganggap Islam tidaklah membentuk sistem dalam bidang apapun. Islam memberi petunjuk, manusia berijtihad membangun sistem,"katanya. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version