JAKARTA (voa-islam.com)- Bagi setiap muslim, ajaran Islam tidak hanya berurusan dengan masalah kosmos saja, melainkan juga selain itu. Dan hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Islam tidak hanya berurusan dengan akhirat, tetapi juga berurusan dengan kehidupan duniawi, yang tak mungkin dipisahkan satu dengan yang lainnya," demikian menurut pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, melalui akun Twitter dengan (hastag) #CatatanYusril.
Menurut mantan Mensesneg ini, perjuangan politik memerdekakan & memajukan bangsa dipandang kaum moderis sebagai bagian yang tdk terpisahkan dari perjuangan menegakkan Islam.
"Di zaman penjajahan kaum modernis merumuskan ideologi politik yang total bersikap anti penjajahan dengan titik tolak ajaran Islam."
Menurut Yusril, modernisme Islam melihat bahwa masyarakat itu majemuk secara external maupun internal. Kemajemukan harus dihargai dan dihormati.
“Modernisme Islam menganggap Islam tidaklah membentuk sistem dalam bidang apapun. Islam memberi petunjuk, manusia berijtihad membangun sistem.”
Sebab itu sistem dianggap sebagai sesuatu yang fleksibel, tergantung pada kebutuhan zaman. Yang diajarkan Islam ada prinsip, penerapan diserahkan kepada ijtihad.
“Karena itu kaum modernis berpendapat bahwa tidak ada satu model negara yang diajarkan Islam. Model bisa beda, sepanjang prinsip diterapkan.” (Robi/voa-islam.com)