BANDUNG (voa-islam.com) - Presiden Jokowi dalam pidatonya beberapa waktu yang lalu di sebuah acara di Tapanuli, Sumatera Utara, mengatakan bahwa politik dan agama harus dipisahkan betul.
"Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," kata Jokowi.
Perintis Indonesia Tanpa JIL (ITJ) yang juga penulis buku Islam Liberal 101 Akmal Sjafril mengatakan bahwa Pew Research Center pada tahun 2015 telah merilis surveinya untuk mengukur seberapa penting agama bagi warga sebuah negara.
Dalam survei itu, ditemukan bahwa Indonesia menempati salah satu peringkat teratas, karena 95% rakyatnya menganggap agama sangat penting
"Dalam survei itu, ditemukan bahwa Indonesia menempati salah satu peringkat teratas, karena 95% rakyatnya menganggap agama sangat penting," katanya kepada voa-islam.com, menanggapi pernyataan Jokowi tersebut, Jumaat (31/03).
Bandingkan misalnya, lanjut Akmal yang aktif mengcounter pemikiran Sekuler, Liberal dan Pluralisme (Sepilis), dengan Cina yang hanya 3%.
"Karena itu, seruan untuk memisahkan agama dari politik, atau segi yang mana pun dari kehidupan rakyat Indonesia, adalah seruan yang tidak sejalan dengan kepribadian bangsa," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]