JAKARTA (voa-islam.com)- Sejarawan Ridwan Saidi menghimbau agar sebelum melakukan pencoblosan di putaran kedua untuk menemani keluarga atau sanaknya jika tidak masuk daftar pemilih. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tersebut mendapatkan hak sama juga dipercaya panitia.
"Sekarang itu harus punya T-6. Tidak ada KK (kartu keluarga), ditolak. Yang sekarang harus membawa identitas asli, atau keduanya. Untuk masyarakat yang tidak masuk daftar pemilih, disarankan agar membawa itu dan harus didampingi dari keluarganya," usulnya, Senin (10/04/2017), di Menteng, Jakarta.
Adapun indikasi akan adanya kecurangan di TPS, Babeh, demikian sapaan akrabnya merasa tidak begitu kuat akan terjadi. Pasalnya, di tempat tersebut masyarakat saling kenal satu dengan lainnya.
"Insya Allah TPPS itu netral. Celah untuk main curang agak berat. Apalagi kan melibatkan masyarakat setempat. Jadi, agak susah," tambahnya.
Namun ia tetap mengingatkan akan adanya hal tersebut agar tidak terjadi. Apabila di kemudian hari ditemukan kecurangan, maka tidak mustahil stagnan perjalanan Indonesia.
"Ini adalah taruhannya bagi penikmat demokrasi. Bagaimana perkembangan, dari banyaknya pemilihan, yakni ada 101, kalau besok ada kecurangan, maka wassalam. Dan tidak akan jalan negeri ini sebagaimana mestinya.
Jadi, besok itu taruhannya," tutupnya mengingatkan. (Robi/voa-islam.com)