JAKARTA (voa-islam.com)- Pergeseran pola pikir pemilih di Pilkada DKI Jakarta terlihat. Mereka tidak lagi mendengarkan kebijakan partai yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai pendirian. Hal ini yang dialami para partai pendukun Ahok-Djarot. Di antaranya parpol-parpol Islam.
"Pemilih Indonesia itu sudah semakin otonom. Mereka menganggap partai tidak lagi mengikat. Mereka kini amat sukarela," kata Eep Saefullah, konsultan kemenangan Anies-Sandi, Sabtu (22/04/2017), di Jakarta.
Partai, lanjutnya, semestinya teguh terhadap nilai-nilai awal pendirian. "Jadilah partai yang bukan mengambang, tapi jadilah partai yang berkaki. Anies-Sandi menang telak itu karena suara Ahok-Djarot terkarantina.
Bahkan turun hingga 14 ribu suara. Sehingga suara pemilihnya itu-itu saja. Tidak terjangkau ke pemilih lain," katanya lagi.
Faktor lain menurut dirinya adalah penundaan warga tidak menetapkan pilihan saat dilakukan survey. Mereka menetapkan pilihan justru menjelang hari H dan masa tenang.
"Bukti warga Jakarta tidak bisa dimobilisasi, sekaliun berbusa-busa bicara di mana-mana seperti di televisi," tutupnya. (Robi/voa-islam.com)