JAKARTA (voa-islam.com)- Selalu mendengungkan untuk bersikap toleransi. Selalu mendengungkan agar merawat dan menjaga negara Indonesia. Namun di sisi lain oknum/kelompok seperti ini nyatanya gemar menuduh dan memberikan stigma yang tidak pantas.
"Bagaimana mungkin kalian bisa merawat toleransi dan menjaga NKRI, bila hobinya menuduh orang. Kalau betul mereka radikalis, peluk mereka. Luruskan," saran Dahnil Simanjuntak, Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, melalui akun Twitter pribadinya. Dan sebagai contoh, kasus ini pernah mampir di perhelatan Pilkada DKI beberapa waktu lalu. "Korbannya" adalah Anies-Sandi serta para pendukungnya.
Tidak hanya itu, misalkan saja ia memberikan contoh dengan kasus teroris yang acapkali berakhir pertanyaan untuk mengungkap: di mana keadilan bagi keluarga?
"Dalam kasus Siyono di Klateng, ketika rame-rame publik ikut tuduhan Densus 88, Siyono teroris dan keluarganya tertuduh, kami merangkul cari keadilan."
Apabila, lanjutnya, toleransi dan keadilan benar-benar ingin ditegakkan, maka menurutnya yang perlu dilakukan adalah tidak mudah memberikan stempel terhadap mereka yang berbeda pandangan. Atau jangan memberikan mereka yang berbeda dengan memusuhinya.
"Dakwah itu merangkul siapapun. Dialog dengan yang berbeda bukan dimusuhi dan dituduh dengan stempel macam-macam. Ini yang saya maksud toleransi otentik." (Robi/voa-islam.com)