JAKARTA (voa-islam.com)--Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tampak kurang nyaman, ketika melihat sejumlah anak kecil tampil menyanyikan lagu 'Ibu Kita Kartini' di acara Rapat Koordinasi Daerah Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk di Balai Kota hari ini.
Ahok begitu ia akrab disapa, melihat sejumlah anak kecil berjenis kelamin wanita mengenakan kerudung, saat tampil di hadapannya.
Menurut dia, penggunaan kerudung bisa saja dilakukan, namun harus dibarengi nilai-nilai agama, agar tak terkesan hanya formalitas dalam acara saja.
"Makanya, saya tanya sama ibu Dien (Kepala Dinas DPPAPP), ini apa semua anak-anak sehari-hari pakai kerudung enggak? Saya tanya sama ibu Dien. Kalau enggak nyanyi hari ibu kartini, ibu kartini enggak pakai kerudung, pakai sanggul," kata Ahok -sapaan Basuki-, Kamis 27 April 2017.
Menurut dia, jika pengenaan kerudung hanya sebatas untuk pementasan, hal tersebut dianggap salah kaprah. Anak-anak, harus diberikan pengertian bahwa pemakaian kerudung bukan untuk menyeragamkan untuk menyesuaikan situasi yang ada.
Hal itu kemudian ia gambarkan, ketika ia menjadi Bupati dan saat itu para guru memaksakan anak muridnya menggunakan kerudung pada saat jam belajar.
"Saya tidak mau anak-anak mengenal kerudung sebagai seragam, atau kostum untuk pementasan. Tidak boleh. Jangan juga ada pementasan ibu kita kartini anak yang sudah pakai kerudung, Bapak ibu suruh lepas. Anda berdosa. Paham ya, maksud saya," kata Ahok.
"Saya waktu jadi bupati, saya marah ketika sekolah memaksa anak-anak memakai kerudung. Kenapa? Karena begitu keluar dicopot, marah saya. Kamu kalau jadi orangtua, jadi guru, lu ngajarin anak pakai kerudung itu karena panggilan,” ucap Ahok melanjutkan.
Ahok mengatakan, tugas Dinas DPPAPP ini ke depan bukan saja sekadar memastikan banyaknya pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) saja. Lebih dari itu, mantan Bupati Belitung Timur ini meminta pemahanan nilai agama lebih dikuatkan agar tak melenceng dari pemahaman keyakinannya masing - masing. Ia khawatir, munculnya kelompok radikal belakangan bisa memengaruhi sikap seseorang sejak dini.
"Tetapi, kalau konsep pengenalannya dengan Tuhan salah, (misalkan) boleh membunuh orang, boleh teriak-teriak memuji Tuhan untuk bunuh orang, ini salah," kata dia. * [VIVAnews/Syaf/voa-islam.com]