JAKARTA (voa-islam.com)—Nampaknya stigma radikal menjadi salah satu senjata bagi pihak tertentu untuk menyerang kelompok atau golongan yang berseberangan. Misalnya kemenangan salah satu calon Gubernur DKI yang di beberapa media dikatakan kemenangan Islam radikal.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Zulkifli Hasan meminta semua pihak hati-hati dalam memberikan stigma radikal terhadap suatu kelompok atau golongan.
“Ini yang membuat hancurnya kebhinekaan. Itu kemenangan demokrasi. Jadi tidak betul kemenangan Islam radikal,” kata Zulkifli baru-baru ini menyikapi stigma radikal kepada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Berkaca ke sejarah, Zulkifli juga mengatakan tentang perjuangan KH Hasyim Asy’ari yang mengucap takbir saat resolusi jihad. Dalam perjuangan membela kemerdekaan Indonesia itu, menurut Zulkifli, KH Hasyim Asy’ari mengucapkan takbir sebagai dorongan semangat. Karenanya, simpul Zulkifli, tidak benar bila takbir dilekatkan dengan simbol radikalisme.
“Allahuakbar pekikan semangat. Takbir bukan (identik dengan) Islam radikal,” ucap Zulkifli seperti dikutip dari mui.or.id.
Zulkifli yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan ini sikap penolakan terhadap LGBT juga tidak bisa disebut radikal karena bagaimanapun LGBT bertentangan dengan fitrah dan norma. “Saya keras terhadap LGBT, jelas itu dilarang, tidak moderat, itu melanggar Pancasila, ” ujar Zulkifli.
Lebih lanjut Zulkifli juga memaparkan permasalahan Indonesia yang paling utama saat ini adalah kesenjangan ekonomi. Kedua, adalah pecahnya terjemahan pancasila yang membuat setiap pihak memiliki pandangan sendiri-sendiri tentang pancasila. Terakhir, Zulkifli juga mengatakan tentang rasa keadilan yang masih kurang merata.
“Masalah kita ada tiga. Pertama kesenjangan, menyatukan terjemahan Pancasila, dan ketiga rasa keadilan, ” kata dia. * [Syaf/voa-islam.com]