MANADO (voa-islam.com)--Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak melakukan kunjungan ke Manado, Sulawesi Utara.
Dalam kesempatan itu, Dahnil bersilahturahim dan berdiskusi
dengan beberapa tokoh Kristen dan Katolik.
"Ditemani Ketua Pemuda Muhammadiyah saudara Salman Saelangi, Ketua GPII, Ketua Brigade Masjid, Ketua BKPRMI, Pemuda Katolik, dan lain-lain. Saya Berkunjung ke Komplek Gereja Santa Theresia dan bertemu dengan Pastor Fred S Tawaluyan," kata Dahnil dalam keteragannya, Jumat (19/2/2017).
Saat berdiskusi terbuka dengan Pastor Fred S Tawaluyan, Dahnil menyampaikan keinginan mendengarkan nasihat dari Pastor terkait dengan suasana keumatan dan kebangsaan saat ini.
Pastor menyampaikan kepadanya, bahwa saat ini toleransi penting dijaga, caranya seperti yang dilakukan oleh Dahnil sekarang membangun silahturahim, saling mengunjungi dan berdialog dengan terbuka, dialognya dari hati ke hati, jujur. Bukan yang penuh kepalsuan.
"Tidak simbolik saja seperti kalau Natal, teman-teman organisasi Islam jaga gereja, kemudian Idul Fitri organisasi Kristen jaga masjid dan lapangan. Tapi yang paling penting adalah silahturahim pertemuan seperti ini. Mudah-Mudah Apa yang dilakukan Mas Dahnil ini bisa dicontoh dan dilanjutkan oleh teman-teman OKP dan Ormas di Sulawesi Utara, yang sebenarnya sudah saya (Pastor Fred) lakukan melalui Badan Koordinasi Umat Beragama (BKSUB) Sulawesi Utara," cerita Dahnil menirukan pernyataan pastor.
Dahnil mengaku sepakat dengan pernyataan Pastor Fred S Tawaluyan, ia menyampaikan bahwa toleransi bagi rakyat Indonesia sebenarnya sudah menjadi genetika. Bahkan, toleransi Umat beragama di Indonesia sudah menjadi best practice bagi dunia.
Namun, toleransi umat beragama yang sebenarnya baik-baik saja itu kemudian dirusak dengan narasi-narasi ketertakutan.
"Seolah toleransi kita terancam, padahal ditingkat masyarakat baik-baik saja.Tapi justru sumber masalahnya adalah elit-elit politik yang rajin memproduksi narasi-narasi ketertakutan, seolah toleransi kita terancam," jelasnya.
Jadi, lanjut Dahnil, praktik politik yang dilakukan oleh para elit politik Indonesia belakangan ini lah sesungguhnya yang mendestruksi toleransi dan keberagaman Indonesia, Sedang di akar rumput baik-baik saja, dan merawat toleransi yang otentik.
"Pernyataan ini, diamini oleh Pastor Fred S Tawaluyan dan mengajak umat tokoh-tokoh beragama dari Sulawesi Utara yang hadir bersama saya ikut menjaga toleransi otentik yang dimaksud, dan menangkal upaya produksi kekhawatiran berlebihan terkait dengan ancaman toleransi," pungkasnya.
Selain berdialog dengan ormas dan tokoh agama, keberadaan Dahnil di Manado juga dalam rangka melantik Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Utara. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]