JAKARTA (voa-islam.com)- Negara-negara besar seperti Uni Soviet dahulu hancur bukan karena ketidakmampuan seorang pemimpin memimpin negaranya, melainkan karena kesewenang-wenangannya mengimplementasikan kebijakan yang ia buat sendiri. Saat itu US hancur dan pecah menjadi beberapa negara karena dianggap mayoritas berlaku tidak adil ke minoritas.
"Jokowi, lihatlah dua negara besar saat itu hancur berantakan karena management seenak perutnya sendiri. US itu super power, tapi kemudian bubar sebab mayoritas orang Rusia memaksakan kehendaknya terhadap etnik lain. Saat itu minoritas diminta tunduk. Pecah 16 negara. Dan pada akhirnya tidak ada lagi kekuatannya," sampai arsitek PAN sekaligus politisi senior, Amien Rais, belum lama ini di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
Termasuk Yugoslavia, Amien mengatakan negara itu dahulu kuat. Namun akhirnya bubar. Padahal saat itu di bawah kepemimpinan Yozef Tito Erop Timur negeri Yugoslavia paling kuat.
Akan tetapi, di atas mayoritas tekan minoritas. Tetapi di Indonesia, Amien melihat justru terbalik. "Mayoritas memaksakan kehendak kepada minoritas. Negeri malah terbalik, malah minoritas ingin paksakan mayoritas. Ini justru menjempur kehancuran lebih cepat," tambahnya.
Menurutnya, bila hal ini terjadi, maka minoritas akan arogan terhadap mayoritas. Oleh sebab itu, ia menghimbau agar hal ini dihindari.
"Ada sebuah negara, mentang-mentang minoritas pun, akan hancur, yakni minoritas yang arogansi menekan mayoritas akan juga akan hancur," tutup Amien. (Robi/voa-islam.com)