View Full Version
Ahad, 28 May 2017

'Dievakuasi' dari Maumere, Ini Klarifikasi Jonru

JAKARTA (voa-islam.com) - Beberapa hari yang lalu, netizen dihebohkan dengan berita pengusiran salah seorang seleb media sosial, Jonru Ginting. Beredar isu bahwa Jonru diusir dari Maumere karena dianggap bisa merusak kerukunan masyarakat yang sudah terjalin baik di sana, selain ada isu juga Jonru ingin membuka cabang FPI di wilayah tersebut.

Pagi tadi, Jonru memberikan klarifikasinya terkait 'dievakuasi' dirinya dari Maumere, berikut klarifikasi Jonru yang diterima redaksi Voa Islam dan terdiri dari beberapa poin:

  1. Tidak benar bahwa saya dipulangkan atau dievakuasi paksa dari maumere. Yang benar: Tanggal 26 mei memang saya sudah dijadwalkan untuk pulang.
  2. Begitu ada gejolak massa di maumere yang menolak kehadiran saya di kota tersebut (padahal saya hanya transit dalam perjalanan dari kupang ke pulau pemana), maka pihak kodim dan dan kepolisian setempat pun mendatangi saya ke pulau pemana. Mereka meminta penjelasan saya dan tim akrom foundation di pulau tersebut. Kami jelaskan bahwa tujuan kami di sana untuk survey penggalangan dana di LPQ ALFatina di pulau tersebut, dan kegiatan ini adalah lanjutan dari proyek penggalangan dana di tempat tersebut yang sudah berlangsung sejak 2016 lalu. 
    Setelah mendengar pejelasan tersebut, mereka pun paham, bependapat bahwa kegiatan terebut sangat positif, tak ada yang aneh. Dan karena ada isu tentang segelintir provokator yang hendak menghadang kepulangan saya, maka pihak kepolisian pun mengamankan proses kepulangan saya hingga bandara frans seda, sehingga tidak terjadi gejolak apapun.
  3. Di bandara frans seda, saya ketemu dengan camat alok, kapolsek alok dan kapolres sikka. Mereka pun setelah mendengar penjelasan saya mengenai kegiatan akrom foundation, sangat memahami dan setujub ahwa itu kegiatan positif dan seharusnya didukung.
  4. Saat pulang dengan kapal dari pulau Pemana ke Maumere, saya dihadang oleh sekitar 2 orang pengusir. Jadi yang mengusir saya hanya 2 orang. Tapi jumlah wartawan yang hadir sekitar 15 orang. Jauh lebih banyak. Dari sini terlihat jelas, bahwa tujuan mereka adalah untuk melakukan blow up media semata, untuk menciptakan framing tertentu.
    Lagipula apa gunanya mengusir saya? Toh saya memang sudah mau pulang. Artinya, mereka memang hanya ingin cari sensasi. Menurut saya, ada provokator yang bekerja di balik insiden tersebut. Dan mereka dari luar Maumere. Intinya, yang mengusir saya bukan orang Maumere.
  5. Jadi kesimpulannya: Di satu sisi ada segelintir (sangat sedikit) provokator yang ingin cari sensasi dengan cara berlagak mengusir saya di saat saya memang sudah mau pulang. Di sisi lain saya disambut dan diperlakukan dengan sangat baik oleh pemerintah setempat. Mereka bahkan sangat mendukung kegiatan kami di pulau Pemana.
  6. Ada satu kesamaan antara pengusiran saya dengan pengusiran Fahri Hahzam, kami sama-sama dituduh sebagai anggota FPI dan dituduh hendak mendirikan cabang FPI. Saya dituduh hendak mendirikan cabang FPI di Sikka. Ada juga tuduhan bahwa saya diusir oleh umat Islam di Maumere.
  7. Dan tadi malam saya dapat info bahwa orang-orang di pulau Rote pun diberi kabar bahwa saya hendak ke sana, lalu mereka jaga-jaga di pelabuhan untuk mencegat saya, padahal saya tidak pergi ke Rote
  8. Dari isu-isu seperti itu, membuat saya makin yakin bahwa memang ada provokator yang hendak memanaskah suasana.[fq]

latestnews

View Full Version