JAKARTA (voa-islam.com)- Ada yang perlu diperhatikan dari fatwa MUI yang beberapa waktu lalu diterbitkan soal bijaknya atau bermuamalah di media sosial. Sebab nampaknya tidak sedikit ada gagal memahami sehingga, misalkan menilai ulamanya seakan dilarang menggunakan medsos. Tidak demikian.
Fatwa itu lahir bukan untuk mengekang para ulama bersuara di medsos. Tetapi hanya untuk mengingatkan para ulama yang ber-medsos.
“Fatwa MUI bicara soal buzzer, bukan bicara tentang medsos ulama. Tapi mana ada buzzer model mereka nyambung, ya? Ulama akan tetap amar ma’ruf munkar. Kalau ada orang atau tokoh agama yang benci dengan mafia dari golongan tertentu, itu bukan menebar kebencian.
Tapi itu mencegah kemungkaran, engga paham?” kata uztadz Tengku Zulkarnain, di akun Twitter pribadinya, Jum’at.
Malah yang ia lihat saat ini bukan malah mempelajari dari lahirnya fatwa itu lahir, melainkan justru nampak saling melindunginya.
“Yang aneh adalah mereka yang membabibuta membela mafia hanya karena satu bangsa dengan mereka, mengorbankan pribumi, membunuh karakter tokoh-tokoh.” (Robi/voa-islam.com)