JAKARTA (voa-islam.com)- Adalah hal gila, manakala saat ada anak bangsa yang dalam keilmiahannya ternyata tidak didukung dengan pengalaman memadai dan kepribadian yang cukup baik lalu disanjung-sanjung. Malah tekesan dibiarkan.
Tetapi, itu nampaknya serasa tidak berlaku oleh petinggi negeri ini. Hal tersebut dapat disaksikan saat ada anak sekolah yang banyak diduga kuat melakukan plagiat dan tidak jujur.
“Kegilaan tidak sampai disitu saja. Adalah seorang bocah tengil, perempuan muda tukang contek, seorang plagiator yang ternyata bila melihat rekam jejak digital Facebook dan Twitter-nya menunjukkan bocah perempuan tukang contek ini adalah anak dengan kepribadian yang tidak baik. Namun lihatlah betapa bangganya para elit republik ini menjamu si plagiator atau tukang contek itu dan menjadikannya sosok simbolisasi kedamaian Pancasila,”demikian siaran pers pengamat politik, Ferdinand Hutahean yang didapat voa-islam.com, kemarin, Ahad (11/06/2017).
Menurutnya kasus seperti di atas sama halnya menipu public. Tidak hanya itu, baginya pun perbuatan yang seolah didukung itu bagian dari penyesatan.
“Gila.., gila kalian, plagiator atau tukang contek kalian jamu seperti orang hebat? Ini penipuan logika, penyesatan kewarasan karena ternyata kalian bangga dengan perbuatan tercela dan hina. Plagiat itu adalah perbuatan hina dan tercela, namun kalian sanjung sang plagiator dengan sanjungan gila tiada ujung.”
Padahal ada seorang anak yang kenyatannya jauh dari lebih baik dari wanita plagiasme dengan penemuannya. “Sementara kalian lupa dan tidak anggap penting bocah pintar dari Aceh penemu listrik dari pohon Kedondong, atau kalian lupa menyanjung anak-anak lainnya yang berprestasi mengharumkan nama bangsa. Ahh, kalian gila, tuan!” (Robi/voa-islam.com)