View Full Version
Kamis, 29 Jun 2017

Temu GNPF-MUI dengan Jokowi Tidak akan Berpengaruh bagi Umat Islam, Ini Contohnya

JAKARTA (voa-islam.com)- Persepsi pertemuan Joko Widodo dengan GNPF-MUI nampaknya tidak akan mempengaruhi umat Islam Indonesia. Terlebih jika harapan iu dinilai dapat mendongkrak suaran Jokowi, yang belakangan ini dianggap tidak bersahabat dengan umat Islam.

“Pertanyaan pokok yakni: apakah pertemuan itu membawa dampak positif berarti terhadap pencitraan positif dan elektabilitas Jokowi? Jawabannya adalah TIDAK! Mengapa? Pertama, para tokoh Islam yang bertemu Jokowi bukanlah pemimpin dalam suatu organisasi umat terstruktur dan perkembangan di kalangan massa umat.

Bahkan, dapat diklaim, GNPF MUI ini sesungguhnya  tak ada hubungan kelembagaan  dengan MUI. Hanya gunakan kata MUI saja,” kata Muchtar Effendi Harahap, melalui siaran persnya yang didapat voa-islam.com, beberapa waktu lalu.

Menurut Muchtar, GNPF MUI hanyalah bagaikan kelompok kajian semata usai aksi bela Islam I,II dan III. Bahkan, kayaknya lebih besar kini Presedium Alumni 212 yang  melaksanakan aksi-aksi bela Ulama.

“Kedua, secara individual tokoh-tokoh Islam bertemu Jokowi bukan pemimpin organisasi umat Islam permanen secara kelembagaan seperti Persis, Parmusi, Alwasliyah, FPI, atau KAHMI. Mereka hanya tokoh Islam tanpa organisasi terstruktur sehingga tidak memiliki massa umat Islam di level bawah seperti klas menengah perkotaan.”

Muchtar juga melihat dari pertemuan itu, kalangan umat Islam nampaknya tidak dominan mendukung. Hal ini misalkan saja dapat dilihat tidak adanya konfirmasi dari pihak Jokowi soal ditangkapnya ulama/tokoh Islam seperti M. Alkhaththath.

“Ketiga, persepsi umat Islam politik cenderung negatif terhadap pertemuan itu dan tidak mendapat dukungan. Salah satu sebabnya, para tokoh Islam itu tidak berjuang untuk mempengaruhi Jokowi agar membebaskan para aktivis dan Ulama Islam yang diskriminalisasi. 

Tidak ada catatan pertemuan terkait  permintaan para tokoh GNPF MUI tersebut   untuk membebaskan aktivis dan Ulama dari jerat hukum pidana yang dikenakan fihak Kepolisian. “Lalu, apa manfaatnya pertemuan itu bagi perjuangan umat Islam politik kini?

Bisa jadi, justru hanya ada dampak negatif bagi para aktivis dan Ulama yang sedang dikriminalisasi. Bagaikan pepatah menyebutnya, ‘bersenang-senang di atas penderitaan orang lain’.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version