JAKARTA (voa-islam.com)- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI bertemu Joko Widodo saat Idul Fitri di istana menandakan bahwa tokoh-tokoh Islam mencintai negeri dan bangsa Indonesia. Juga menjadi bukti menjaga keutuhan dan keselamatan negeri tercinta dari perpecahan.
"Kalau umat Islam tidak toleran, kalau umat Islam tidak NKRI dan Pancasilais, mana mau jutaan peserta ABI (aksi bela Islam) yang jelas tidak tertandingi jumlahnya mau berdamai," kata pengacara senior, Mahendradatta, di akun Twitter pribadinya, belum lama ini.
Sebaliknya, yang tidak menyukai melihat pertemuan itu, menurut Mahendra kemungkinan berasal dari para oknum bernafsu di antaranya dapat dilihar dari akun propganda di media sosial. "Jangan belagak lupa, apa belagak gila. Sudah terjadi berkali-kali usaha menandingi Aksi Bela Islam tapi faktanya malah memalukan. Usaha boleh, tapi jangan ngeyel."
Mahendra juga menyebut bahwa pertemuan itu bentuk dari silaturahim dan toleransi demi kemaslahatan bangsa dan negara sebagai bukti siapa yang sebenarnya yang amalkan kesatuan bangsa, NKRI, dan juga Pancasila.
Senada dengan Mahendra, bahwa pertemuan itu juga dinilai positif oleh pengamat politik.
"Pertemuan dengan GNPF itu positif kok dan bagus sekali untuk Presiden. Jadi, Pak Mensesneg tidak perlu malu bahwa itu digagas istana," kata Hendri Satrio. (Robi/voa-islam.com)