JAKARTA (voa-islam.com)--Seruan boikot Starbucks yang dikeluarkan PP Muhammadiyah nampaknya mendapat respon dari berbagai kalangan. Setelah Fahira Idris, anggota DPD RI menyampaikan dukungan boikot Starbucks, kini aksi nyata dilakukan Sekretaris Fraksi Hanura DPR RI Dadang Rusdiana.
Seperti dikutip dari rilis.id, Dadang mengatakan tak sependapat dengan pernyataan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang mendukung kesetaraan dan pernihahan kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Akibat pernyataan Schultz tersebut, Dadang mengaku, dia terpaksa tidak lagi nongkrong di kedai kopi global yang berpusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat, itu.
"(Mendukung pernikahan sejenis, red) ini pernyataan yang berbahaya bagi kelangsungan bisnis Starbucks. Saya yang peminat kopi saja, yang sering nongkrong di Starbucks, harus beralih ke kedai kopi yang lain," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (30/6/2017).
Anggota Komisi X DPR tersebut meyakini, agama apapun di dunia tidak membenarkan soal pernikahan sejenis. Sehingga, Schultz harus siap dengan konsekuensi yang bakal dihadapi terkait pernyataannya.
"Kalau Schultz berani menyatakan seperti itu, berarti dia berani menanggung risiko besar untuk ditinggalkan para pelanggan," katanya mengingatkan.
"Let's say goodbye to Starbucks (katakan selamat tinggal kepada Starbucks)," imbuh eks Anggota DPRD Kabupaten Bandung ini.
Schultz sebelumnya mengkritik pihak-pihak yang mencibir pernikahan sejenis. Dia pun meminta kepada para investor yang menolak LGBT untuk menarik sahamnya dari Starbucks.
Merespons pernyataan tersebut, PP Muhammadiyah pun mengimbau pemerintah untuk mencabut izin usaha Starbucks di Indonesia. Sebab, waralaba ini tak lagi sekadar berbisnis, namun menyuarakan ideologinya sendiri. * [Syaf/voa-islam.com]