JAKARTA (voa-islam.com)- Rezim Joko Widodo ini seharusnya dapat membaca situasi perpolitikan Indonesia yang tengah terjadi. Misalkan saja ada yang coba membuat hal di luar keinginan atas macam-macam nama tetapi dampaknya justru membuat kerusakan. Jokowi pun dihimbau agar kuatkan persendian hukum yanga ada.
“Presiden harus sadar diri. Lupakanlah kejadian yang lalu. Kan sudah jumpa GNPF MUI. Bacalah siapa yang merusak,” Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengingatkan, di akun Twitter pribadinya, Ahad (2/07/2017).
Menurut Fahri, golongan-golongan yang patut dicurigai ini hanya sibuk membuat opini, yang seolah-olah adalah kenyataan hari ini. “Waspada kelompok pemecah. Rusak bangsa gara-gara mereka ini.
Jualan yang tidak-tidak dan bikin opini yang tidak ada dalam realitas. Mereka bikin takut minoritas kepada mayoritas. Muslim digambarkan jahat dan tidak toleran. Hanya di Indonesia toleransi dan kebhinnekaan itu jadi beban mayoritas. Setiap hari, salah satu orang, semua kena maki.”
Padahal, lanjut Fahri, di negara lain mayoritas non muslim tidak pernah dianggap tidak toleran. Padahal mau bergerak sedikit susah sekali. “Kalau disebut faktanya orang bisa kaget. Bagaimana komposisi elite yang timpang dan penguasaan sumberdaya yang jomplang.
Gak pernah kita ribut. Paling ngomel untuk mengingatkan saja bahwa rasa kadang tidak terbaca dan tidak terkelola. Wajar. Mari berbuat adil saja. Tidak ada diskriminasi. Yang ada kita harus tegakkan keadilan.
Itu pesan universal. Bisakah presiden Berada di tengah? Untuk elite dan perasaan publik? Ini tantangannya. Tapi, waspadai pemecah belah. Lingkar dalam presiden perlu bersih diri dari narasi adu domba.” (Robi/voa-islam.com)