JAKARTA (voa-islam.com)- Semua warga negara pasti ingin pemerintah ini membawa bangsa ini makmur, dan bukan sebaliknya yaitu menjadi penyebab kejatuhan ekonomi negara akibat salah urus dan salah kebijakan.
“Sejujurnya Saya agak kesulitan mencari judul yang agak lembut dan tidak membuat kuatir publik namun pesannya sampai yaitu mengingatkan pemerintah akan ancaman kejatuhan ekonomi negara kita yang tentu tidak satupun dari kita menginginkan itu,” kata pengamat politik dari Rumah Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahean, melalui tulisannya yang berjudul ‘Indonesia semakin Dekat menjadi Negara Gagal’, yang didapat voa-islam.com, Senin (10/07/2017).
Ia mengaku menuliskan ini bukan sebagai seorang ekonom, karenaia hanya belajar ekonomi secara otodidak dengan membaca seadanya.
“Namun apa yang ingin Saya sampaikan dibawah ini adalah sebuah situasi ciri-ciri yang akan menjadi negara gagal (Failed State) yang berakibat kejatuhan ekonomi, atau bahasa yang biasa ditelinga rakyat adalah krisis ekonomi. Dan tidak perlu ilmu ekonomi yang tinggi untuk memahami apa yang akan Saya sampaikan dibawah ini.”
Di antaranya menurut dia adalah, pertama, Defisit Anggaran Belanja yang terus meningkat diatas prediksi estimasi. Kedua, Penerimaan Pajak menurun dan sudah tidak dapat ditingkatkan lagi kecuali menetapkan objek pajak baru atau menaikkan persentasi besaran pajak.
Ketiga, Penerimaan Negara sudah mencapai titik jenuh dan tidak ada peluang meningkat. Keempat, kesulitan cash atau liquiditas untuk menjaga neraca pembayaran termasuk membayar hutang, dan bunganya.
Kelima, Pemotongan Anggaran dan pemangkasan atau pembatalan beberapa proyek untuk menurunkan beban APBN. Keenam, menurunnya kemampuan pemerintah untuk membayar belanja rutin pegawai.
Ketujuh, terjadi penurunan daya beli masyarakat secara massal. Kedelapan, kesulitan mencari hutang baru karena menurunnya kepercayaan pihak negara donor, kalaupun ada, hutang tersebut menuntut jaminan dan atau bunga tinggi.
Kedelapan parameter tersebut saat ini seluruhnya tampak sudah didepan mata dan sebagian besar sudah terjadi. Artinya lampu kuning sudah menyala, alarm peringatan sudah berbunyi. Jika Pemerintah tidak segera melakukan langkah konkret dan keluar dari wacana – wacana tidak perlu, niscaya kelanjutan dari semua parameter tersebut akan terjadi yaitu gangguan sosial di tengah masyarakat. (Robi/voa-islam.com)