View Full Version
Selasa, 11 Jul 2017

Teori Ekonomi Jokowi hanya Menutupi Kegagalannya Mengurus Negara

JAKARTA (voa-islam.com)- Banyak dan beragam teori ekonomi yang ada di dunia, ditambah penafsiran dan persepsi tentu akan semakin menambah banyak teori, meski teori – teori itu terkadang dilepaskan hanya sebagai pembenaran atas sebuah kesalahan dan kegagalan.

“Sama seperti teori-teori ekonomi yang disampaikan Pemerintahan Jokowi, hanya untuk membenarkan kegagalannya mengurus negara. Bahasa rakyatnya, teori ngeles agar tidak mentah-mentah kesalahan itu memukuli para pengambil kebijakan terutama Presiden yang mengendalikan pemerintahan,” kata pengamat politik dari Ruma Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahean, melalui tulisannya yang berjudul ‘Indonesia semakin Dekat menjadi Negara Gagal’, yang didapat voa-islam.com, Senin (10/07/2017).

Ia mengaku bahwa eori yang dipahami dengan keterbatasan keilmuannya di bidang ekonomi harus disampaikan sebagai sebuah bentuk kritik dan peringatan dini kepada Pemerintahan Jokowi yang masih hidup dalam buaian mimpi dan lupa alam nyata bahwa kita sedang dalam kesulitan ekonomi.

“Kondisi saat ini menurut saya sudah 90 persen memenuhi syarat kejatuhan ekonomi sebuah negara. Ada beberapa hal yang sudah terjadi sebagai indikator bahwa Negara semakin tidak punya jalan keluar dari masalah ekonomi yang kita hadapi. Ada beberapa parameter yang harus menjadi perhatian serius bagi Pemerintahan Jokowi.

Tingkat kriminalitas menurutnya akan meningkat dan mengakibatkan kerawanan sosial. Bangsa akan jatuh kedalam jurang krisis yang mungkin akan lebih parah dari sebelum-sebelumnya.

Seperti itulah kondisi yang terjadi menurutnya, setidaknya bisa kita lihat dan belajar dari beberapa negara yang kemudian bangkrut dan menjadi Failed State. Venezuela, Yunani adalah contoh terdekat dari kejatuhan ekonomi yang menyengsarakan rakyat dengan indikator dan parameter yang sama. Belum lagi ditambah parameter lain termasuk penegaksn hukum dan kondisi politik serta tingkat kemiskinan tinggi dan pengangguran meningkat karena subsidi dicabut. Semakin sempurna syarat kejatuhan ekonomi kita terpenuhi.

“Dengan kondisi seperti tersebut diatas, masihkah Jokowi akan terus bermain di tataran pencitraan dan wacana-wacana tidak perlu? Dengan kondisi sangat menguatirkan tersebut, masihkan Jokowi tidak melakukan sesuatu secara konkret daripada hanya bermain ditataran opini demi kepentingan Pemilu 2019?” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version