JAKARTA (voa-islam.com)—Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Dede Rosyada mengaku pernah memberhentikan dosen wanita bercadar yang dinilai terindikasi berpaham radiakal.
Seperti dikutip Merdeka, dosen itu sempat diberi pilihan untuk menanggalkan cadar saat memberikan kuliah, namun menolak hingga akhirnya diberhentikan.
"Pernah kami lakukan tindakan tegas kepada dosen yang memang terindikasi gerakan-gerakan radikal," ujarnya di gedung rektorat UIN Jakarta, Ciputat, Sabtu (29/7/2017).
Pihak kampus menilai dosen tersebut berpandangan berbeda. Pihak kampus sempat meminta dosen itu untuk menanggalkan cadar saat memberi perkuliahan, namun dia menolak. Saat itu sang dosen memiliki argumennya untuk mempertahankan bercadar.
Pemberhentian terhadap dosen wanita itu dilakukan pihak kampus pada tahun lalu. Menurut Dede, di UIN Jakarta dosen perempuan memang dilarang untuk bercadar.
"Itu tahun lalu, karena memang yang bersangkutan pernah kami panggil dan lakukan interogasi. Kami berikan pilihan dan dia malah memilih aktif kegiatan organisasinya itu," lanjut Dede.
Selain dosen wanita, UIN Jakarta juga memantau dosen pria, meski Dede mengaku bentuk pengawasannya lebih sulit. Dijelaskan bahwa ada dosen yang bercelana cingkrang, hingga memelihara jenggot. Selama tidak ada laporan tentang aktivitas dosen tersebut, pihaknya tak bisa memberikan sanksi apapun.
"Saya tidak terlalu jauh mengidentikan itu dari busana dan cara berpakaian dosen, pekerja atau mahasiswa di sini, tapi jika ada indikasi dan bukti kami tindak tegas," katanya.
Begitupun dengan dosen yang terkait dengan HTI, dan organisasi radikal lainnya, pihaknya tidak punya data. Alhasil, pengawasan yang dilakukan pihak kampus dirasakan masih sangat lemah sekali.
"Untuk berapa jumlah dosen atau mahasiswa yang terlibat HTI, tidak ada data yang masuk. Hingga kini, kami belum mengeluarkan dosen atau mahasiswa yang berafiliasi dengan HTI," tukasnya. * [Merdeka/Syaf/voa-islam.com]