JAKARTA (voa-islam.com)- Nampaknya Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak tidak akan mundur, melihat seolah-olah keengganan Polri untuk mendukung pembentukkan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) atas kasus kekerasan yang dialami oleh Novel Baswedan.
“Membaca media pagi ini terkait dengan sikap Kapolri, agaknya memperkuat argumentasi mendesaknya dibentuk TGPF yang independen oleh Pak Jokowi,” demikian pernyataannya melalui akun Twitter pibadinya, Selasa (1/08/2017).
Kemungkinan yang membuat Dahnil ingin membentuk TGPF karena misalnya saja dianggap lambannya menuntaskan kasus Novel oleh aparat penegak hukum. Padahal, sebagai contoh, sketsa wajah pelaku penyiraman yang kini disebarkan oleh Polri menurut Dahnil malah nampak telat.
“Sketsa wajah baru dibuat 2 hari belakangan, seperti yang disampaikan Pak Tito. Padahal, kejadian sudah 112 hari. Kenapa tidak sejak awal?”
Ia pun mempertanyakan kinerja aparat kepolisian tersebut. Bahkan ia me-mention Joko Widodo di akun Twitter pribadi dan sebagai pemerintah agar mencermati terlambatnya sketsa wajah yang diungkap Polri.
“Menurut Pak @jokowi ganjil tidak? Sketsa pelaku baru dibuat setelah 100 hari peristiwa berlalu. Standardnya segera setelah peristiwa.” (Robi/voa-islam.com)