JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah berbagi soal isi buku yang ditulisnya ke masyarakat, yakni soal bagaimana “Bernegara”, yang ia nyatakan berbeda dalam melihat kasus penyiraman penyidik KPK, Novel Baswedan yang hingga kini belum diselesaikan atau ditemukan pelakunya oleh aparat kepolisian.
“Paling tidak Polri harus terbuka tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jelaskan temuan sementara agar kita tidak penasaran. Dan syukurlah saya dengar hari ini sudah ada expose dan dugaan sketsa wajah dll sudah mulai diumumkan. Ini bagus sekali,” demikian katanya, di akun media sosial, Twitter pribadinya, Senin (31/0/2017).
Polri, juga menurutnya jangan tertutup sehingga kasus ini mengalami pengembangan ke arah yang jauh dari kenyataan. “Fakta harus dibiarkan bicara apa adanya. Seperti malam ini disampaikan ke hadapan publik. Dan Novel bserta kawan-kawan telah menyampaikan suatu yang sebetulnya serius.
Soal seorang jenderal yang terlibat. Dan @KPK_RI sebagai lembaga telah melibatkan diri sangat jauh dalam kasus ini. Tidak ada lembaga masuk soal pribadi sejauh ini.”
Lanjut Fahri, itulah yang menjelaskan mereka enggan menanggapi kritik kepada pejabat KPK, seperti kritik dia kepada ketua KPK. “Saya ulangi lagi, bahwa ada dugaan kuat ketua @KPK_RI agus raharjo terlibat kasus EKTP.
Ini bukan pelanggaran etik tapi hukum. Keganjilan yang mendasar dalam tubuh @KPK_RI adalah persoalan personalisasi lembaga. Bahkan personalisasi isu. Teman-teman kita yang bekerja di @KPK_RI tumbuh dengan mentalitas yang keliru. Mentalitas yang sudah kita tinggalkan.” (Robi/voa-islam.com)