JAKARTA (voa-islam.com)- Adanya video politik dari politisi NasdeM yang belakangan ini kontroversial dipandang oleh mantan Menteri Kehutanan, MS Ka'ban sebagai kesalahan fatal. Terlebih, politisi itu menurutnya seperti tidak tahu dengan kondisi damai di tempat dia berpidato.
"Viktor, kualitas pidato seperti belajar pidato. Tapi fatal akibat pada dirinya dan Nasdem. Bukankah di NTT umat Kristen dan Islam satu keluarga?" tulis Ka'ban di akun Twitter pribadi miliknya, Sabtu (5/8/2017).
Bagi yang doyan menggembar gemoborkan bahwa dia dan mereka (lebih) Pancasilais dan semacamnya harusnya dibutkikan dengan sikap dan perilaku, bukan justru hanya omong kosong. "Bangsa Indonesia pasti kuat kukuh dengan fondasi agama yang utuh bukan sekedar ngomong saya Pancasila. Merdeka. Allahu Akbar."
Diketahui, ucapan Viktor soal khilafah telah banyak banyak pihak yang merasa dirugikan, terlebih partai politik, yang infonya dibawa-bawa dalam pidatonya tersebut. Dan menurut Ka'ban, jika ada elit yang merasa ingin menghabisi partai tertentu, padahal menjalankan sesuai agamanya, maka justru sebaliknya: elit dan partainya yang akan tidak bernama.
"Siapa saja ingin menghabisi parpol yang berjuang dengan ruh agamanya, merekalah yang habis ditelan ucapannya karena mereka melawan diri dan Tuhan Yang Maha Esa."
Berikut pidato Ketua Fraksi NasDem DPR Viktor Laiskodat:
Kelompok-kelompok ekstremis ini ada mau bikin satu negara lagi, dong tidak mau di negara NKRI, dong mau ganti dengan nama negara khilafah. Negara khilafah itu berarti ... (bahasa daerah) dengan NKRI. Ada sebagian kelompok ini yang hari ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor 1 Gerindra. Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN. Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran, intoleran itu ... (suara tidak terdengar jelas) intoleran. Yang dong suka orang lain, dong suka .... (suara tidak jelas)
Jadi catat baik-baik, yang calon bupati, calon gubernur, calon DPR yang dari partai tadi tersebut, kalau tusuk tertusuk tumbuh untuk sampeyan pilih itu, maksudnya pilih supaya ganti negara khilafah.
Mengerti dengan khilafah? Semua wajib salat. Semua lagi yang di gereja, mengerti? Mengerti? Negara khilafah tidak boleh ada perbedaan, semua harus salat.
Saya tidak provokasi, nanti orang timur yang nanti, nanti negara hilang kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965? Mereka tidak berhasil kita eksekusi mereka. Gue telepon lu punya ketua umum di sana, suruh you jangan tolak tolak itu perppu yang melarang untuk perppu nomor 2 tahun 2017 (prokprokprok). Duduk di sini dari partai apa nih? Nah oli tamoes.. tau oli tamoes, tadi masih di Gerindra... (bahasa daerah). (Robi/voa-islam.com)