JAKARTA (voa-islam.com)- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie mengomentasi pidato Viktor Laiskodat beberapa waktu lalu yang pada akhirnya kontroversial. Dalam pidato tersebut, Viktor membawa-bawa partai tertentu dengan nampak mengaitkannya dengan khilafah.
Menurut Jimly, sikap Viktor tersebut sebetulnya tidak perlu terjadi jika pemahaman soal khilafah dimengerti. Dan menurut Jimly, pidato Viktor bisa saja hanya untuk internal partai Nasdem.
"Sebaiknya berbicaralah yang baik-baik saja. Atau tidak diam saja. Mungkin juga dia berbicara (baca: pidato) untuk internal partai saat itu," katanya, Rabu (9/8/2017), di kantor Pusat Kegiatan ICMI, Jakarta Pusat.
Selain Jimly, partai Gerindra yang disebut dalam pidatonya pun merespon keras dengan menyatakan bahwa Viktor Laiskodat telah melakukan fitnah yang kejam dan merupakan bentuk penghinaan. Apa yang diucapkan oleh Viktor juga dinilai tidak berdasar, bahkan menyesatkan.
"Tuduhan tersebut sangat tidak berdasar, menyesatkan dan mencemarkan nama baik keluarga besar Partai Gerindra. Pidato politisi @NasDem tersebut justru bertentangan dengan keberagaman dan tidak menghormati perbedaan," tulis akun resmi partai berlambang kepala Garuda tersebut di Twitter, Senin (7/8/2017).
Bahkan Gerindra menyebut bahwa perilaku Viktor bermental preman dan ingin memecah belah NKRI. "Kepada seluruh kader dan simpatisan Partai Gerindra se-Indonesia agar tetap solid menjaga barisan."
Pun dengan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah yang ikut berkomentar. Fahri pun mempertanyakan seseorang atau siapapun yang menuduh bahwa khilafah itu anti kebhinekaan.
Menurut Fahri, tuduhan itu mesti dijelaskan agar, sebagai bangsa besar Indonesia tidak akan menyimpang atau salah mengartikan. "Seperti kata khilafah, kita bisa berbeda pendapat. Tapi menuduh khilafah sebagai rezim anti kebhinekaan datang dari mana? Kita akan gagal menjadi bangsa yang bersatu jika diam-diam mengembangkan kampanye negatif atas istilah dalam khazanah agama.
Apalagi lalu diberi makna menyimpang oleh orang yang tidak punya ilmu dan tidak punya dasar penjelasan. Saya ingatkan bahwa kampanye negatif kepada terminolgi agama Islam yang sah adalah sebentuk islamophobia," katanya, melalui akun Twitter pribadi miliknya, Sabtu (5/8/2017). (Robi/voa-islam.com)