JAKARTA (voa-islam.com)- Tokoh dan umat Islam dihimbau agar tidak mudah terpancing dengan keadaan, yang kemudian dibenturkan soal bagaimana cara memandang Pancasila. Tokoh dan umat Islam itu, perlu diketahui bahwa sangat kental memiliki sejarah dalam membentuk/membangun negara Indonesia.
“Jangan sampai umat Islam itu benturkan diri dan dibenturkan soal Pancasila. Saat-saat atau masa penjajahan Hindia-Belanda, adalah tokoh Islam berperan besar melawan dominasi sehingga lahuirlah Pancasila,” kata Jimly Asshiddiqie, Rabu (9/08/2017), di Jakarta.
Pun soal demokrasi, umat Islam menurutnya mesti memahami bahwa hal tersebut hanyalah bagian dari ‘bahasa’ saja. Untuk isi dari sebuah negara kebanyakkan tidak demikian (demokrasi).
“Demokrasi itu hanya bahasa pergaulan saja. Isinya jelas masing-masing dari negara menerapkannya. Uni Soviet mengaku demokrasi, isinya? Kuba akui demokrasi, isinya?” jelasnya.
Malah, menurutnya di Islam demokrasi itu sudah dijalankan oleh Nabi Muhammad saat di Madinah. “Ahli Eropa saat itu mencari nama dan praktik soal demokrasi ini, salah satunya di zaman Nabi Muhammad di Madinah: Islam itu justru sangat demokratis.
Jadi jangan terpaku dengan bahasa (demokrasi). Dan menurut saya, yang mempersoalkan demokrasi itu adalah yang tidak mengerti dengan demokrasi dengan tepat,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)