JAKARTA (voa-islam.com)- Terlalu munafik pemerintah ini hanya menyampaikan angka ratio utang dengan PDB tapi tidak menyuguhkan data berapa pendapatan negara seperti Amerika, Prancis dan Jepang sebagai negara industri. “Sementara pemerintah cuma berani membanding-bandingkan ratio utang dengan PDB Amerika, Jepang Prancis yang memang sangat tinggi.
Janganlah rakyat ini disuguhi angka-angka sebelah tanpa menyuguhkan data lainnya supaya berimbang dan rakyat mengerti secara utuh,” kritik Ferdinand Hutahean dalam siaran persnya yang didapat voa-islam.com, Selasa (15/08/2017).
Menurutnya, meski Amerika, Jepang dan Prancis tinggi ratio utangnya, namun pendapatan negara mereka sangat memenuhi untuk membayar utang tersebut bahkan mampu menjadi negara investor. Faktanya, Amerika, Jepang dan Prancis dirayu-rayu oleh pemerintahan Jokowi agar berinvestasi di Indonesia.
“Itu artinya, Indonesia sadar bahwa Amerika, Jepang dan Prancis adalah negara kaya. Lantas Indonesia dimana posisinya? Hmmm….Saya cuma bisa geleng-geleng kepala sekarang. Padahal dulu era SBY kita bahkan telah mampu melunasi hutang di IMF dan menjadi investor di IMF senilai Rp. 2 miliar Dolar Amerika.”
Sebelumnya, dia mempertanyakan isu reshuffle yang akan dilakukan oleh Jokowi. Menurutnya, sungguh tak elok empat kali reshuffle dalam tiga tahun pemerintahan, walaupun itu adalah hak presiden.
“Bagi saya, dari kacamata saya, semua kegagalan ini yang pertama bertumpu pada kapasitas presiden yang memimpin kabinet. Kedua, tidak kompaknya kabinet, ketiga kebijakan yang salah, tidak tepat dan tidak punya skala prioritas. Akhirnya besar pasak dari tiang, nafsu besar tenaga kurang, kembali saya meminjam istilah iklan sebuah produk jamu.” (Robi/voa-islam.com)