JAKARTA (voa-islam.com)- Anggota DPR RI dari Komisi I, Sukamta menduga kasus Saracen ini bagian dari shock therapy dari aparat kepolisian. Namun begitu, Sukamta menghimbau agar aparat kepolisian tidak hanya melakukan shock therapy itu kepada Saracen saja, melainkan juga kea kun lainnya yang menurutnya bisa jadi lebih besar.
“Saya mengapresiasi polisi melakukan soft therapy dengan menangkap dan mengungkap Saracen ini. Tetapi kita perlu mendorong agar polisi juga melakukan hal yang sama untuk semua organisasi yang melakukan bisnis sejenis ini.
Karena kita lihat bahwa kalau lihat volumenya apa yang terjadi sejak tujuh tahun yang lalu pasti tidak sendirian Saracen ini. Saya bahkan melihat ada organisasi sejenis yang akun lebih besar dan teroganisir mungkin juga modalnya lebih besar. Boleh jadi sejenis tapi tidak sama,” katanya, Sabtu (26/08/2017), di Jakarta.
Saracen juga nampaknya dianggap kecil jiak dibanding dengan akun-akun lain, yang bisa jadi lebih mengkhawatirkan masyarakat Indonesia. “Karena Saracen ini, kita lihat rangking, belum masuk 10.000 besar Indonesia.
Di dunia malah di bawah 5 juta. Jadi jangan sampai perusahaan kecil ini dijadikan memetik sawah, kalau orang Jawa bilangnya bisa menjaring dan atau menakuti semua orang walaupun keinginan menjadikan ini shock teraphy itu bagus dan diapresiasi. Tapi jangan berhenti di situ,” tambahnya jelas.
Oleh sebab itu, untuk kasus Saracen ini ia meminta agar diselesaikan dengan baik. “Ini persoalan yang menjadi serius dan mungkin akan menjadi sangat serius. Oleh karena itu kita harus mengangkat ini secara sistematis, teroganisir, dan rapih. Dan juga professional,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)